Sirine Meraung, Ratusan Warga Desa Kebonduren Berlari Ke Tanah Lapang

oleh -
oleh
Kementerian Sosial melalui petugas Tanggap Siaga Bencana (Tagana) menggelar simulasi penanganan korban musibah bencana alam di Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Blitar. (Foto: arahjatim.com/mua)

Blitar, Arahjatim.com – Guna mengantisipasi terjadinya korban jiwa dalam musibah bencana alam, seperti anging puting-beliung, longsor dan juga banjir lahar, Kementerian Sosial melalui petugas Tanggap Siaga Bencana (Tagana) menggelar simulasi penanganan korban musibah bencana alam.

Simulasi diawali dengan aktivitas para warga seperti biasa. Tiba-tiba terdengar bunyi sirine meraung-raung sebagai tanda bahaya. Ratusan warga desa berlarian menuju ke tengah tanah lapang.

Para wanita dan anak kecil, tampak dievakuasi menggunakan kendaraan Basarnas menuju shelter. Sementara petugas Tagana juga mengusung para korban yang terluka dan membagikan konsumsi kepada para pengungsi.

arahjatim new community
arahjatim new community

Pemandangan yang jadi tontonan warga ini merupakan simulasi uji coba SOP penanggulangan bencana jenis puting beliung. Simulasi dilakukan oleh warga Kampung Siaga Bencana (KSB) Argo Pegat.

Baca juga:

Kementerian Sosial membentuk Kampung Siaga Bencana  (KSB) di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Lokasi ini merupakan KSB ke 630 di Indonesia dan KSB kedua yang dibentuk Kemensos di Blitar setelah sebelumnya di Kecamatan Nglegok.

Warga mengaku, penyelenggaraan simulasi bisa menjadi pembelajaran dan juga pengalaman, jika nanti terjadi musibah bencana alam, tidak bingung lagi saat menyelamatkan diri.

“Desa Kebonduren memang menjadi langganan musibah angin puting-beliung dan juga banjir. Jadi dengan simulasi ini kami bisa langsung mengambil tindakan dan tidak bingung lari ke mana,” aku Musringah, warga Desa Kebonduren.

Sementara Direktur Jaminan Sosial Keluarga Kemensos Nur Pujianto mengatakan, Kecamatan Ponggok dipilih sebagai Kampung Siaga Bencana, karena di daerah ini rawan terjadi bencana puting beliung, kekeringan dan kebakaran. Ponggok juga merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB) 2 rawan lahar dingin Gunung Kelud.

“Sebagian besar penerima manfaat PKH adalah korban bencana. Sehingga mereka juga harus sadar dan paham penanggulangan bencana. Tim KSB Argo Pegat terdiri dari delapan relawan yang telah dilatih dan dibekali kemampuan ilmu kebencanaan. Seperti manajemen keposkoan, pengelolaan logistik, tim reaksi cepat, evakuasi hingga layanan sosial,” jelas Nur Pujianto. (mua)

No More Posts Available.

No more pages to load.