Kediri, ArahJatim.com – Hadirnya Bandara Dhoho di Kediri bukan sekadar proyek infrastruktur biasa, ia adalah harapan baru bagi konektivitas wilayah selatan Jawa Timur. Namun di balik megahnya bangunan dan panjangnya landasan pacu, dukungan nyata dari pemerintah masih dinantikan.
Bandara yang dibangun sepenuhnya oleh swasta melalui PT Surya Dhoho Investama, anak usaha PT Gudang Garam Tbk, ini dirancang sebagai bandara modern dengan spesifikasi kelas atas: runway 3.300 meter, terminal penumpang berkapasitas 1,5 juta orang per tahun, hingga fasilitas apron VIP.
Potensi Besar, Tapi Belum Didukung Penuh
Menurut pakar transportasi dari Universitas Surabaya, Prof. Dr. Ir. Dadang Supriyatno, MT., IPU., ASEAN Eng., posisi Bandara Dhoho sangat strategis untuk membuka jalur udara di wilayah selatan Jatim yang selama ini bergantung pada Bandara Juanda di Surabaya.
“Ini bukan soal tambahan bandara. Ini tentang membuka akses, menghidupkan ekonomi kawasan, dan mempercepat mobilitas masyarakat. Tapi sayangnya, dukungan pemerintah masih belum terlihat konkret,” ujar Prof. Dadang, Jumat (16/5).
Ia menyoroti pentingnya pemetaan rute penerbangan potensial serta penyediaan infrastruktur pendukung agar maskapai tertarik membuka rute ke dan dari Kediri.
Belajar dari Banyuwangi
Prof. Dadang mencontohkan suksesnya Bandara Banyuwangi yang sebelumnya nyaris mati suri karena sepi penumpang. “Ketika pemerintah turun tangan, memetakan rute, dan menggandeng maskapai, bandara itu hidup kembali. Kenapa skema serupa tak diterapkan untuk Dhoho?” tegasnya.
Ia menilai, selama ini pemerintah cenderung menyerahkan sepenuhnya ke pihak maskapai untuk membuka pasar, padahal menciptakan demand transportasi bukan hanya urusan swasta.
Perlu Duduk Bersama
Persoalan lain yang tak kalah penting adalah pengaturan wilayah udara di selatan Jatim yang masih menjadi area latihan TNI AU dari Lanud Iswahjudi. “Ini butuh intervensi pemerintah pusat. Harus ada dialog antara semua stakeholder: Kementerian, TNI, maskapai, akademisi, dan pengelola bandara,” ucap Prof. Dadang.
Bukan Sekadar Bandara, Tapi Masa Depan Jawa Timur
Bandara Dhoho punya potensi besar: menghubungkan 13 kota/kabupaten, mendongkrak sektor ekonomi, pariwisata, hingga membuka rute Umroh langsung dari Kediri ke tanah suci. Cepat, efisien, dan nyaman.
Tapi semua potensi itu bisa sia-sia tanpa komitmen nyata dari pemerintah.
Kini, bola ada di tangan pemerintah. Akankah Bandara Dhoho jadi kebanggaan selatan Jawa Timur atau sekadar bangunan megah yang sepi penerbangan?