Temui Para Pendemo Tolak UU MD3, Kenapa Ketua DPRD Lumajang Marah-Marah?

oleh -
oleh
Kericuhan antara mahasiswa dengan Satpol PP dan Polisi mewarnai unjuk rasa menolak UU MD3 di kantor DPRD Kabupaten Lumajang. (Foto: arahjatim.com/rokhmad)

Lumajang, ArahJatim.com – Unjuk rasa gabungan organisasi mahasiswa dari elemen PMII, HMI, dan GMNI Lumajang menolak Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), di kantor DPRD Kabupaten Lumajang berlangsung ricuh pada Senin (10/2/18) siang. Unjuk rasa juga berujung mosi tidak percaya kepada anggota DPRD setempat.

Kericuhan terjadi saat para mahasiswa yang berdemo tidak diperkenankan masuk ke kantor DPRD Lumajang serta tidak ada perwakilan anggota Dewan yang segera menemuinya. Pihak DPRD beralasan, sedang ada rapat paripurna. Aksi saling dorong dengan satpol PP dan polisipun tak terhindarkan.

Agus Yudha, Ketua DPRD Lumajang, akhirnya keluar menemui para mahasiswa. Namun suasana tambah memanas karena ia juga terpancing emosi dan marah-marah di hadapan para mahasiswa. Anggota Dewan dari PDIP itupun kemudian kembali masuk kantor DPRD.

arahjatim new community
arahjatim new community

Aksi unjuk rasa tersebut bahkan diwarnai penyerangan oleh salah seorang personel Satpol PP kepada mahasiswa namun tindakannya tersebut berhasil dicegah oleh personel Satpol PP lain yang segera mengamankanya. Suasana semakin memanas, para mahasiswa bahkan menghadang mobil yang hendak keluar dari gedung Dewan.

Sebenarnya, para mahasiswa tersebut berunjuk rasa hanya ingin menyalurkan aspirasi kepada anggota DPRD setempat untuk menolak Undang-Undang MD3 yang dinilai telah mengkriminalisasi rakyat.

“Kita tuntutan dari mahasiswa Lumajang hanya ingin agar DPRD Kabupaten Lumajang menolak Undang-Undang MD3 yang sudah disahkan oleh DPR RI, kita hanya minta itu saja, kita gak minta lebih”, kata Syahwal Ali, koordinator lapangan aksi.

Para pengunjuk rasa menyayangkan sikap yang ditunjukkan anggota Dewan terlebih oleh anggota sekelas Ketua DPRD.

“Tiba-tiba (dia) datang dan melotot ke kita ini jelas bukan tindakan yang layak, apalagi sekelas ketua DPRD ini sangat tidak layak. Dengan ini kita mahasiswa yang diwakili oleh GMNI, HMI dan PMII menyatakan mosi tidak percaya pada DPRD Kabupaten Lumajang”, pungkasnya.

Meskipun sempat diwarnai kericuhan, mahasiswa pengunjuk rasa inipun akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (rokhmad)

No More Posts Available.

No more pages to load.