Pabrik Gula Cemari Air Sumur, Inilah Keluhan Warga ….

oleh -
Air di rumah warga di lingkungan majekan Kelurahan Pesantren yang tercemar limbah PG Pesantren. (Foto: arahJatim.com/das)

Kediri, ArahJatim.com – Puluhan kepala keluarga di Kota Kediri Jawa Timur mengalami krisis air bersih menyusul air sumur mereka tercemar limbah yang diduga berasal dari pabrik gula. Air sumur berubah warna menjadi kuning keruh dan berbau busuk serta menimbulkan gatal di kulit.

Warga lingkungan Majekan Kelurahan Pesantren Kecamatan Pesantren kota Kediri sudah tidak dapat mandi maupun mengkonsumsi air sumur mereka selama dua minggu terakhir ini. Air sumur berubah warna menjadi kuning keruh serta berbau busuk, tak hanya sumur di permukiman warga, tetapi di tempat ibadah gereja pun tak luput dari fenomena ini.

Ketua RT 27 RW 5 Lingkungan Majekan Kelurahan Pesantren, Ahmad Suparli mengatakan warga terpaksa membeli air mineral untuk konsumsi sehari-hari serta meminta air dari PDAM untuk keperluan mandi dan mencuci dari para tetangga, pasalnya air sumur yang keruh dan bau busuk tersebut berakibat gatal apabila mengenai kulit.

arahjatim new community
arahjatim new community

“Sudah 2 minggu ini saya selalu beli air mineral untuk minum dan memasak, untuk keperluan mandi, saya minta tetangga airnya tidak tercampur limbah dari PG Pesantren.Kita ingin segera mendapatkan bantuan air bersih,” harapnya.

Warga meyakini perubahan air sumur ini akibat pencemaran limbah dari pabrik gula Pesantren baru, limbah sisa produksi meresap ke tanah lalu masuk ke sumur-sumur warga yang tinggal di sekitarnya.
Sedikitnya ada 50 kepala keluarga yang terdampak pencemaran ini tersebar di RT 25, 26 dan 27 RW 5 kelurahan pesantren.

Warga sudah melaporkan dugaan pencemaran limbah pabrik gula Pesantren baru ini ke pemerintah kelurahan setempat bahkan mereka pernah melakukan uji laboratoirum terhadap kualitas air sumur secara swadaya dengan hasil mencengangkan yaitu air sumur di sekitar pabrik tak layak untuk dikonsumsi. (das)

Baca juga:

 

No More Posts Available.

No more pages to load.