Blitar, ArahJatim.com – Pasca-kematian mendadak tujuh ekor sapi mati dalam sebulan terakhir di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar langsung melakukan pemeriksaan hewan ternak sapi. Pemeriksaan dilakukan di Desa Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyakit yang menyebabkan tujuh hewan ternak mati mendadak itu menyebar ke daerah lain. Utamanya di wilayah dengan populasi ternak sapi yang cukup tinggi seperti di Kecamatan Pangungrejo. Pangungrejo merupakan kecamatan dengan populasi ternak sapi paling tinggi di Kabupaten Blitar.
Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, Nanang Miftahudin mengatakan, pasca-kematian secara mendadak tujuh ekor sapi tersebut pihaknya tidak menerima laporan adanya kasus serupa di wilayah lain. Namun sebagai upaya pencegahan, pemeriksaan perlu dilakukan. Selain memeriksa kesehatan sapi, petugas Dinas Peternakan Kabupaten Blitar yang bekerjasama dengan Balai Besar Veteriner Yogyakarta memberikan vitamin dan suntikan anti-cacing serta mengambil sampel feses hewan. Terlebih pergantian cuaca juga biasanya menyebabkan berkembangnya bakteri yang membuat hewan rentan terserang penyakit.
“Sampai saat ini tidak ada laporan di wilayah lain. Meski begitu kami tetap melakukan langkah antisipasi. Untuk di Desa Purwokerto sendiri kami akan lakukan pemeriksaan serupa. Namun secara door to door tidak dikumpulkan di satu tempat karena rawan tertular,” paparnya.
Sebelumnya tujuh hewan ternak sapi milik warga Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, dilaporkan mati mendadak. Sapi-sapi itu mati dalam kurun waktu sebulan terakhir. Diduga hewan ternak itu mati karena terserang penyakit ngorok (Septeicaemia efizooticae). Sebelum mati sapi milik warga mengalami gejala sakit seperti demam tinggi di atas 39 derajat celcius sampai 42 derajat celcius, gangguan pernafasan, serta nafsu makan menurun. (mua)
Baca juga: