Blitar, ArahJatim.com – Akibat langka dan mahalnya harga jagung, ribuan peternak unggas yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar menggelar demo di kantor Pemkab Blitar. Mereka menuntut pemerintah menjaga ketersediaan komoditas jagung dan menjaga agar harganya tetap wajar.
Sejumlah poster bernada tuntutan mereka bentangkan, seperti “Presiden copot Menteri Pertanian Amran Sulaiman”, “Save Peternak Kerakyatan”. Selain itu massa juga membawa ayam lengkap dengan kandang dan telurnya sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan terhadap Menteri Pertanian Amran Sulaiman atas langkanya komoditas jagung.
“Kami menuntut pemerintah menyediakan jagung sesuai kebutuhan peternak dan dengan harga yang wajar,” teriak Sukarman dalam orasinya.
Aksi para peternak ini juga dilatarbelakangi pernyataan Kementerian Pertanian yang menyatakan Indonesia surplus Jagung sebanyak 16 juta ton. Namun kenyataan di lapangan peternak sulit mendapatkan komoditas jagung. Peternak juga harus mencari stok jagung dari luar kota dengan harga yang lebih mahal. Yakni di kisaran Rp 5.200 hingga Rp 5.300 perkilogram.
Baca juga:
- Bupati Blitar Nyatakan Surat Pemanggilan Dirinya Oleh KPK Palsu.
- Baru Bebas Dari Penjara, Residivis Asal Wonotirto Kembali Menjambret.
- Miliki Senpi Tanpa Izin, Seorang Oknum Kades Diciduk Polisi Di Lumajang.
Padahal sesuai Peraturan Menteri Perdagangan nomor 58 tahun 2018, harga jagung di tingkat petani adalah Rp 3.100 perkilogram sementara ditingkat peternak Rp 4.000 perkilogram.
“Kalau benar-benar surplus bahkan sampai ekspor ke Filipina kenapa peternak dalam negeri yang benar-benar membutuhkan kesulitan mendapatkan stok jagung. Jika jagung tetap langka dan harganya tinggi, peternak di Kabupaten Blitar terancam gulung tikar,” jelas Sukarman.
Peternak kemudian ditemui sejumlah kepala instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, dan Bagian Perekonomian Pemkab Blitar.
Diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol) Dicky Cobandono, Pemkab Blitar menyatakan memahami situasi yang dihadapi para peternak. Tetapi Pemkab belum bisa berbuat banyak. Namun kata Dicky, Pemkab Blitar akan berupaya untuk membantu dengan berkirim surat kepada Menteri Pertanian.
“Kami akan menyampaikan hal ini kepada atasan. Selain itu kami juga berkirim surat kepada menteri pertanian terkait hal ini,” ujar Dicky.
Di Kabupaten Blitar sendiri, kebutuhan jagung para peternak mencapai 1.000 hingga 1.500 ton perhari. Namun hingga kini, mereka kesulitan mendapatkan komoditas tersebut di pasaran. (mua)