Jakarta, ArahJatim.com – Kasus kecanduan gadget di kalangan anak dan remaja kian menunjukkan tren peningkatan. Di Jawa Barat, sejak tahun 2016, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), telah menangani ratusan pasien yang kecanduan bermain gadget (gawai, ponsel dan sejenisnya) baik itu bermain game online, browsing internet, maupun aplikasi lainnya. Dan hingga kini ada 209 pasien yang kecanduan bermain gadget.
Di Bondowoso, belum lama ini, dua pelajar harus mendapatkan penanganan khusus di Poli Jiwa RSU dr Koesnadi. Berdasarkan diagnosis sementara dokter spesialis jiwa di rumah sakit itu, dua pelajar yang masih duduk di bangku SMP dan SMA itu mengalami guncangan jiwa akibat kecanduan telepon pintar (smartphone).
Berita terkait: Tips Cegah Anak Dari Kecanduan Gadget.
Orang tua kedua pelajar itu merasa khawatir atas perubahan perilaku anaknya belakangan ini. Anak mereka mulai tak mau bersekolah dalam beberapa bulan terakhir lantaran dilarang menggunakan smartphone. Sang anak bahkan sampai membentur-benturkan kepalanya sendiri ke tembok jika tak diberi gawai. Salah seorang anak bahkan mengidentifikasi dirinya sebagai pembunuh.
Sementara di Jember, lima anak dan remaja harus menjalani perawatan jiwa di RS dr Soebandi akibat kecanduan salah satu game online populer. Kelima pasien itu mengalami perubahan sikap dan perilaku. Mereka menjadi pribadi yang cenderung kasar dan mudah marah. Menurut psikiater RS dr Soebandi, dokter Justina Evy, mayoritas penggemar game tersebut mengalami gangguan perilaku.

Dikutip dari Wartakotalive.com, Sub Spesialis Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, RSJ Provinsi Jawa Barat, dr. Lina Budianti mengatakan, penyebab utama anak kecanduan gadget yang sudah ditangani RSJ Cisarua selama ini yaitu akibat bermain game online secara berlebihan.
“Kalau dulu kan sulit, anak bermain game online dan browsing internet melalui handphone, tapi untuk sekarang mereka sangat mudah untuk mengakses itu,” katanya.
Ia mengatakan dalam satu pekan saja, pihaknya menangani dua hingga tiga pasien yang kecanduan bermain gawai tersebut.
Sayangi Anak, Jangan Biarkan Mereka Kecanduan Gadget
Orangtua memegang peranan besar yang dapat membuat anak bisa kecanduan gadget atau tidak. Seperti halnya kecanduan narkoba, kecanduan gadget juga berbahaya.
Walaupun memiliki sisi positif, yaitu menambah pengetahuan anak, bermain gadget juga memberikan stimulasi otak yang baik. Tapi jika kebanyakan, lagi-lagi tidak baik. Salah satunya anak jadi lebih agresif.
Padahal banyak hal bisa dilakukan anak dalam melewati masa pertumbuhannya itu. Tidak hanya bermain-main dengan gadget.
“Dari kecil sudah harus diatur kapan bermain komputer, kapan tidak. Jika tidak diatur, potensi kecanduan saat dewasa sangat besar. Namanya kecanduan, tentu bukan hal positif. Kelihatan sehat padahal sakit,” kata psikolog Ratih Ibrahim.
Sama seperti gadget lainnya, televisi juga harus diatur, jangan biarkan anak menonton TV terus. Sayangnya, banyak orangtua yang senang jika anaknya asyik menonton TV.
Menurut Ratih, sama seperti gadget, menonton TV juga harus dibatasi. Jangan biarkan anak-anak kelamaan menonton TV setiap harinya.
“Prinsipnya sama dengan gadget, harus dibatasi. Harus dicari jalan juga. Kalau film lagi seru-serunya langsung di-cut, ya kejam banget,” ujar Ratih.
Menurut dia saat anak masih kecil, inilah saat yang tepat bagi orangtua melakukan hal bersama-sama untuk menambah keakraban keluarga. Tanpa halangan apapun, termasuk gadget dan TV.
“Kalau anak sudah SMP, sudah mulai enggak butuh orangtuanya lagi. Apalagi SMA mungkin sudah sibuk dengan pacarnya. Kalau anak-anak masih kecil akan mau ikutan orangtuanya terus. Inilah momen penting. Kebersamaan orangtua dengan anak-anak adalah investasi untuk menangkal hal-hal negatif,” pungkas Ratih. (aj)