Nganjuk, ArahJatim.com – Dua warga Nganjuk menjadi korban hoax atau informasi tidak benar isu terorisme melalui dunia maya dan pesan singkat. Dalam pesan tersebut ia diduga sebagai teroris yang kabur dalam aksi pengeboman bom di sejumlah gereja di Surabaya, beberapa waktu lalu.
Pascaaksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, informasi terkait aksi teroris menyebar cepat dan luas di masyarakat melalui konten informasi digital, baik media sosial, serta pesan instan. Salah satunya informasi yang menyebutkan bahwa seorang warga Nganjuk menjadi terduga teroris, dengan ciri-ciri menggunakan motor Jupiter Z warna biru Nomer Polisi AG 4966 WI. Informasi yang viral dan menyebar luas tersebut, disebut bersumber dari kepolisian.
Tak pelak informasi itu langsung menyebar cepat, tanpa diketahui kebenarannya. Bahkan dalam beberapa unggahan ada yang memvonis nama pemilik motor Fitria Diyah Irawati, warga Desa Kuncir, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk sebagai terduga teroris. Kapolres Nganjuk AKBP Dewa Nyoman Nanta Wiranta, dalam keterangan rilisnya Rabu ( 16/5/18) siang, mengatakan bahwa informasi yang beredar merupakan hoax atau informasi palsu.
“Kepolisian tidak pernah merilis informasi seperti yang menyebar ke masyarakat, untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk mencari kebenaran info, dengan mencari banyak informasi lain. Dan jangan biasakan ngeshare informasi yang tidak jelas kebenarannya,” ungkap perwira tertinggi di Polres Nganjuk ini.
Dampak dari informasi yang tidak benar tersebut, sempat membuat keluarga yang dituduh merasa terkucilkan dan bingung, terutama korban yang dituduh itu sendiri.
“Ketika kejadian korban yang dituduhkan sedang ziarah ke Surabaya, sementara kendaraan Jupiter yang di informasikan sebagai kendaraan teroris, digunakan adiknya yang bernama Rizal di Semarang,” sambung Dewa.
“Saya syok ketika mendengar informassi yang beredar, saya takut dan merasa terancam saat itu, karena seakan-akan dicari seluruh pihak berwajib. Padahal saya tidak melakukan apa-apa,” ungkap Fitria Dyah Irawati, korban hoax ketika memberikan keterangannya di Mapolres Nganjuk.
Meski menjadi viral, Fitria mengaku telah memaafkan orang yang sengaja memanfaatkan situasi keamanan negara ini akibat teroris. Hingga saat ini belum diketahui pasti siapa orang yang pertama kali mengunggahnya ke media sosial. (kmd)