Jember, ArahJatim.com – Tren bergaya saat berolahraga dan eksis di media sosial tengah menjamur di berbagai kota. Hal ini tentu menjadi peluang untuk meraup cuan bagi pelaku profesi fotografer jalanan, yang populer disebut fotografer street running. Foto-foto hasil jepretan yang mereka jual di aplikasi online bisa menghasilkan pemasukan hingga ratusan ribu rupiah per hari.
Seperti yang dilakukan oleh pemburu foto bernama Siswanto Adhen Wicaksono, 39 tahun, warga Lingkungan Gumuk Kerang, Kelurahan Sumbersari, Jember Jawa Timur. Ia bersama rekan-rekan seprofesinya sudah sejak pagi buta berada di kampus Universitas Jember. Lokasi ini menjadi tempat favorit bagi para fotografer street running menjepret target bidikannya. Tempat dimana banyak orang berolahraga sambil bergaya.
Objek fotonya kali ini adalah para pengunjung kampus negeri itu, umumnya yang berolahraga dan bersantai menikmati pemandangan dan udara segar.
“Kita ke sini biasanya hari libur dan akhir pekan karena pengunjungnya lebih banyak. Jadi peluang mendapatkan objek gambar (orang) lebih banyak,” kata Adhen.
Sejatinya Adhen adalah fotografer wedding (pernikahan) dan studio foto sejak tahun 2010. Dia baru sebulan lalu terjun sebagai fotografer foto street running.
“Saya ikut-ikutan teman yang lebih dahulu, untuk mengisi hari kosong. Maklum orderan dokumentasi pernikahan tidak setiap hari ada,” tambahnya.
Kemunculan tren foto tersebut menambah peluang bagi Adhen untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Sebagian pengunjung menyadari sedang difoto para fotografer foto street running. “Hasil fotonya bagus, jadi saya lebih suka membeli foto mereka di aplikasi online,” ujar Reza Azka Irfan, salah satu pengunjung.
“Bisa untuk keperluan pembaruan status di media sosial dan bisa memantau perkembangan hasil olahraga (badan saya) dari perbedaan foto saya di bulan lalu,” tambahnya.
Tidak sedikit dari mereka membeli foto street running untuk keperluan fashion, maupun jualan pakaian olahraga di media sosial. Mereka membeli foto melalui aplikasi dengan harga bervariasi antara Rp25.000 hingga Rp35.000 per foto.
“Harga ini cukup terjangkau, kita juga tidak repot menyiapkan fotografer khusus untuk kegiatan olahraga kita,” lanjut Reza.
Harga foto tersebut menurut Adhen bisa lebih mahal bila diambil dalam kegiatan bergengsi. Juga tergantung even olahraganya, misalnya harga even tingkat Jawa Timur berbeda dengan harga tingkat nasional. Makin luas cakupannya semakin mahal pula harga fotonya. Biasanya yang menjadi target adalah olahraga lari, basket, sepak bola, tenis dan olahraga lainya.
Untuk memotret foto street running, Adhen menyiapkan peralatanya secara khusus.
“Karena foto yang diambil (adalah) orang yang sedang berolahraga, foto momen, saya menambahkan lensa tele agar bisa mengambil foto dari jarak jauh,” jelasnya.
Foto yang diambil pada hari itu, oleh Adhen segera diunggah hari itu juga di aplikasi jual foto online. Terkadang pembeli mengontaknya langsung untuk mendapatkan foto hasil jepretannya tersebut. Para pembeli mengetahui alamatnya di online dari barcode yang dipasang di tripodnya.
Meski demikian, Adhen juga menyadari bahwa karena jumlah fotografer street running semakin banyak, maka pendapatannya pun tidak menentu.
“Saya sebut rezeki, (karena) kalau pas ndak rezeki hasilnya ya sedikit. Foto yang saya ambil kadang juga laku sedikit. Pendapatan kisaran Rp50.000 sampai Rp100.000 per hari. Alhamdulillah,” pungkas Adhen. (nsl)