Bupati Anas:  Kemajuan Banyuwangi Berkat Kerukunan Umat Beragama

oleh -
oleh
https://live.staticflickr.com/65535/49536065573_267642ea64_b.jpg

Banyuwangi, ArahJatim.com – Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan salah satu kunci kemajuan Kabupaten Banyuwangi adalah kerukunan antarumat beragama yang terus terjaga.

Hal itu disampaikan saat menjadi pembicara pada Workshop Ortaker dan Kepegawaian Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu Kementerian Agama RI yang berlangsung di Banyuwangi. Ditjen Bimas Hindu melaksanakan kegiatan penguatan organisasi di Banyuwangi selama empat hari sejak Rabu hingga Sabtu (12-15/2/2020).

Kegiatan ini diikuti 165 pejabat di bawah kantor Ditjen Bimas Hindu dan Pimpinan Perguruan Tinggi Hindu se-Indonesia. Kegiatan tersebut diisi dengan workshop dan benchmarking ke sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Banyuwangi.

arahjatim new community
arahjatim new community

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, pada awal dirinya memimpin Banyuwangi, ada banyak tantangan yang dihadapi. Mulai dari aksesibilitas daerah yang sangat terbatas, kondisi ekonomi yang tertinggal dari daerah-daerah di sekitarnya, hingga tingkat kemiskinan yang masih tinggi.

Baca juga:

Namun  berkat situasi kondusif di daerah dan dukungan dari segenap elemen masyarakat akhirnya satu demi satu tantangan tersebut bisa terlewati. “Suasana kondusif itu terjadi karena terjaganya kerukunan antarumat beragama di daerah kami. Inilah modal awal kami dalam membangun Banyuwangi,” ujar Anas.

Salah satu cara yang dilakukan untuk terus memupuk kerukunan antarumat beragama, lanjut Anas adalah dengan menggelar pertemuan rutin lintas tokoh agama. Dalam forum tersebut, dibahas aneka persoalan untuk dicarikan penyelesaian bersama. Sehingga berbagai persoalan berbau SARA dapat ditanggulangi sedini mungkin.

“Atas kerukunan umat beragama di Banyuwangi, Karen Amstrong menetapkannya menjadi Compassionate City, kota welas asih ke-40 di dunia,” terang Anas.

Sinergi juga terus dipupuk. Karena pembangunan bukan hanya menambah infrastruktur fisik, tapi “membangun jembatan” harmoni antarumat beragama. Anas pun mencontohkan sinergi yang terjalin antara pemkab dan umat beragama, dalam mengatasi masalah kemiskinan. Yakni dengan memberikan mobil layanan kemasyarakatan kepada organisasi keagamaan.

“Mobil layanan ini bisa digunakan untuk membantu masyarakat miskin yang kebingungan mencari kendaraan saat akan ke rumah sakit atau pengobatan lainnya. Juga bisa untuk mengantar anak-anak yang berada di desa yang jauh untuk pergi ke sekolah,” kata Anas.

“Sebelumnya kami juga telah menuntaskan infrastruktur menuju Taman Nasional Alas Purwo dimana terletak Pura Blambangan yang menjadi tempat suci bagi agama Hindu. Sinergi seperti ini akan terus berlanjut ke depannya,” jelas Anas.

Kerukunan dan sinergi tersebut, tambah Anas, menjadi modal penting untuk membangun Banyuwangi. Persoalan kemiskinan, pengangguran, pembangunan dan pendidikan setahap demi setahap dapat diselesaikan.

“Angka kemiskinan Banyuwangi berhasil kita tekan hingga 7,52 persen, padahal sebelumnya selalu dua digit. Pendapatan per kapita pun naik hingga lebih dari Rp 48 juta per tahun. Ini semua tentu tidak terlepas dari peran bersama masyarakat Banyuwangi yang rukun,” pungkasnya

Sementara itu Direktur Jendral (Dirjen) Bimas Hindu I Ketut Widnya mengatakan, sangat mengapresiasi berbagai kemajuan yang dicapai oleh Banyuwangi. Dia ingin agar langkah yang telah dilakukan oleh Banyuwangi selama kepemimpinan Anas bisa menjadi inspirasi bagi para stafnya.

 “Kemajuan Banyuwangi sangat nyata dan bisa dilihat secara langsung. Banyuwangi sudah berubah dari daerah tertinggal menjadi maju. Semangat perubahan ini harus kita contoh,” ujar Ketut. (adv.hmsbwi/ful)

No More Posts Available.

No more pages to load.