Kediri, Arahjatim.com – Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri kini lebih dikenal sebagai kampung labu. Hal ini positif mengingat selain buahnya, budidaya buah labu juga memberikan dampak luas bagi pertumbuhan ekonomi petani maupun warga desa lainnya. Di antaranya berkembangnya industri rumah tangga olahan pangan berbahan baku buah labu. Bahkan Desa Toyoresmi kini telah berkembang menjadi destinasi agrowisata edukasi.
Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Ir. Widodo Imam Santoso, MAB, saat menghadiri launching bibit labu madu F1 cap panah merah di Gedung Bagawanta, Pemkab Kediri, beberapa waktu lalu.
“Kini desa Toyoresmi lebih dikenal sebagai kampung labu. Hal ini positif. Mengingat selain hasil labu ternyata juga memberikan dampak luas dengan berkembangnya wisata edukasi dan olahan pangan berbahan baku labu,” jelasnya.
Sambutan petani akan hadirnya labu madu sebagai hortikultura idola baru pun luar biasa. Salah satunya adalah Jarwo. Dirinya mengungkapkan labu madu mudah dibudidayakan dan hasil ekonominya cukup tinggi.
“Awalnya saya menanam 200 pohon dengan modal awal lima juta (rupiah). Saya membuat alat (media tanam) yang dapat digunakan selama tiga tahun. Satu tahun panen sekitar tiga kali. Tiap panen saya mendapat 10 sampai 12 juta rupiah. Sangat menguntungkan. Kini di desa saya (labu madu) ditanam di pekarangan dan lahan nganggur lainnya,” jelasnya. (das)