Tulungagung, Arahjatim.com – Ditengah banyaknya keluhan masyarakat petani terkait banyak hal, kini mulai ada sedikit terobosan yang sebenarnya bisa dijadikan alternatif. Salah satu keluhan terkait tingkat kesuburan tanah yang mulai kritis, ketersediaan pupuk yang masih belum bisa diandalkan, sebuah langkah dilakukan Marsono, ketua DPRD Tulungagung secara mandiri, telah sedikit melakukan solusi.
Bertempat di kediamannya desa Nyawangan Kecamatan Sendang , laki- laki yang kini masih menjabat sebagai ketua DPRD Tulungagung, telah membagikan ratusan paket pupuk alternatif, atau pupuk organik.
Langkah itu dia lakukan secara mandiri, telah pihaknya berhasil melakukan serangkaian eksperimen untuk membuat pupuk organik. Berlatar belakang limbah susu yang banyak didesanya , bersama kerabatnya, Mas Slamet, telah membuat eksperimen yang dilakukan sejak 2017. Dengan cara itu, akhirnya telah ditemukan formula ganda. Yang pertama pupuk tersebut bisa merubah tingkat kesuburan tanah, dan disisi lain, memang bisa jadi pupuk organik, yang cocok bagi semua jenis tanaman.
Dalam memberikan pupuk gratisnitu, Marsono juga sekaligus memberikan edukasi, kepada para petani, bagaimana cara membuat pupuk organik, yang bahanya sangat banyak disekitar rumah. Mulai bekas kotoran ternak, sampah, bahkan sisa sisa dapur bisa dipergunakan sebagai media.
Sugiarno, salah seorang petani, yang datang dari desa Rejotangan, yang kebetulan bersama kelompok taninya hadir dalam ” bengkel tani”, Sabtu27/7/2024, menyatakan pupuk alternatif itu sangat membantu. Apalagi tata niaga pupuk bagi petani masih banyak masalah.
” Ini adalah cara bagus bagi petani. Mengapa pemerintah kabupaten Tulungagung, tidak membantu gerakan seperti ini. Seharusnya ini dilakukan pemerintah daerah untuk membantu petani dalam mencari solusi pupuk. Mana dinas hadir, untuk edukasi dan terobosan ini ?” katanya kepada Arahjatim.com.
Menyikapi hal itu, sebagai bagian dari pemerintahan secara kedinasan, Marsono, sang ketua DPRD Tulungagung, mengakui tingkat responbility pemangku kebijakan di Tulungagung masih perlu ditingkatkan.
” Sebenarnya proyek ini sudah berjalan cukup waktu. Ide awal dengan pembuatan pupuk organik ini, agar petani bisa menjadi mandiri, bertani solutif, dan berkepribadian dalam olah tanam. Jadi petani bisa makmur dgn segala usahanya, yang tidak selalu tergantung kepada pemerintah.”
Hal serupa juga disampikan ketua komunitas petani kecamatan Gondang, Suwarji. Pihaknya menyesalkan, mengapa pemerintah daerah tidak mendukung model ini, untuk diaplikasikan ketingkat petani kecamatan, yang bisa langsung berhubungan dengan petani di desa masing masing. Dengan cara ini, saya yakin, selain tingkat kesuburan tanah bisa segera diperbaiki, tanaman menjadi berkecukupan pupuk, secara mandiri “, tambah sang penerima bantuan gratis pupuk tersebut.
Ketika hal ini ditanyakan lebih lanjut kepada Marsono, dengan enteng , ketua dewan itu menjawap sosialisasi sudah dilakukan, tapi petani masih belum banyak yang paham.
” Dalam sesi terakhir, ketika ada suatu acara di tingkat kabupaten, PJ Bupati Tulungagung, pernah bilang bahwa komoditi tanaman Tulungagung itu sudah bisa diterima pasarnya , baik nasional maupun manca. Hanya saja yang perlu diperhatikan residu kimianya. Lha untuk mencapai itu, petani wajib menggunakan pupuk organik. Tapi yaitu, hal tersebut tidak ditangkap sebagai peluang oleh dinas terkait, dengan cara aplikasi dilapangan”.( don1 )