
Lumajang, ArahJatim.com – Maraknya aksi terorisme dengan berlatar belakang paham radikalisme di sejumlah daerah di Indonesia menyebabkan keresahan dan muncul rasa simpati di kalangan akademisi. Institut Agama Islam Syarifuddin bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar simposium dengan tema “Ngaji Radikalisme” di kampus setempat di Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang, Lumajang, Rabu (30/05/2018).
Diskusi yang dikemas dengan “Ngaji Radikalisme” berlangsung hikmat. Ratusan aktivis mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Lumajang pun hadir dalam acara tersebut. Sejumlah narasumber dari sejumlah elemen masyarakat didatangkan baik dari agamawan, akademisi, kepolisian, hingga anggota TNI Lumajang.
Paham radikalisme yang berujung pada terorisme ini telah memiliki pola baru dalam gerakannya. seperti kasus terorisme di Surabaya. Pelaku memanfaatkan perempuan, anak-anak dalam menebar teror. Padahal sebelumnya, pelakunya teror selalu kaum laki laki. Aksi terorisme kini memanfaatkan gerakan kultural dengan mengatas namakan agama.
“Data dari BNPT, 39 orang pelaku teror di Indonesia itu adalah mahasiswa, bahkan seperti kita ketahui kasus di Surabaya kemarin itu pelakunya tak lagi laki-laki saja, tapi juga melibatkan perempuan hingga anak dibawah umur,” ungkap Muhammad Darwis, salah satu akademisi saat memberikan materi.
Lebih lanjut, pihaknya juga menjelaskan bahwa pelaku teror yang mengatas namakan agama, itu sama sekali tak dibenarkan.
“Agama Islam khususnya, adalah agama yang damai, mendamaikan, dan menyelamatkan, itulah arti dari rahmatan lil ‘alamin,”tambahnya.
Sementara itu, salah satu organisasi kemahasiswaan berbasis agama dan kebangsaan, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini, baginya menanamkan kembali nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan dengan konsep rahmatan lil ‘alamin harus segera dilakukan.
“Kami akan kembali menanamkan nilai-nilai Islam dan Indonesia yang damai, dan mendamaikan pada seluruh kader kami dan seluruh mahasiswa di kampus-kampus di Lumajang,” papar Nurul Huda, Ketua PMII Komisariat IAI Syarifuddin kepada ArahJatim.com.
Rencananya kegiatan serupa akan terus digalakkan agar gerakan Radikalisme tak lagi punya ruang terutama di sejumlah kampus di Lumajang. (rokhmad)