Blitar, ArahJatim.com – Menunaikan ibadah haji ke tanah suci memang menjadi impian dan dambaan semua orang, khusunya umat islam. Seperti nenek Marsiyem (90) warga Dusun Domot, Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat ini. Nenek Marsiyem, akhirnya bisa mewujudkan mimpinya menunaikan rukun Islam ke lima itu setelah menabung selama hampir 30 tahun.
Nenek Marsiyem sehari-hari merupakan penjual bunga kenanga. Setiap hari ia mengayuh sepeda menempuh jarak sekitar 20 kilometer untuk mencari dagangan bunga kenanga. Hasil jualan inilah yang dikumpulkan nenek Marsiyem selama hampir 30 tahun untuk daftar haji pada 2010 lalu.
“Saya jualan bunga kenanga sudah sejak tahun 1955, pokoknya sebelum jaman PKI (G30S/PKI) saya sudah jualan,” tutur Marsiyem.
Bahkan nenek Marsiyem masih bersemangat menceritakan kegembiraanya akan segera berkunjung ke rumah Allah.
“Sudah persiapan, yang penting sehat dan semangat naik haji,” ungkap Marsiyem saat dikunjungi ArahJatim.com di rumahnya,
Nenek Marsiyem akan berangkat dan tergabung satu kelompok terbang (Kloter) dengan anak semata wayangnya Sri Mariaten (65)Â dan juga menantunya.
Menurut Sri Mariaten, semangat ibunya untuk bisa menginjakkan kaki di tanah suci memang menular kepadanya. Sehingga ia dan suaminya ikut menabung agar bisa mendaftar haji bersama nenek Marsiyem.
“Semangatnya masih luar biasa jadi kami juga ikut semangat biar bisa naik haji bareng-bareng,” kata Sri Mariaten.
Sri Mariaten menjelaskan, nenek Marsiyem tidak menyimpan uang hasil jualan bunga kenanga di Bank. Melainkan di bawah karpet di dalam kamarnya.
“Itupun tidak banyak, paling sehari Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu saja. Kadang kalau gak dapat bunga ya gak nyinpen,” jelas Sri Mariaten.
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Blitar Syaikul Munib mengatakan nenek Marsiyem merupakan salah satu calon jamaah haji tertua. Meski begitu kata Munib, test kesehatan nenek Marsiyem menunjukkan hasil yang sangat baik. (mua)