Pamekasan, Arahjatim.com – Dengan ramainya beberapa video berdurasi 6 menit di beberapa platform media sosial tentang kejadian tawuran yang diduga akibat Miras(Minuman keras) pada hari rabu malam tanggal 12 maret 2025, membuat masyarakat sekitar eks.PJKA dan Ulama resah karena tidak pernah ada sikap tegas dari aparat terkait.
Selama ini tentang semua kejadian demi kejadian di eks.PJKA, yang ditengarai menjadi tempat hiburan terselubung, mulai dari dugaan menjadi tempat transaksi narkoba, miras dan PSK online. Membuat Ulama, kiyai, tokoh agama dan masyarakat Pamekasan gelisah.
Sehingga KH. Abdul Aziz, Pengasuh Ponpes Al Inayah Sumber Batu – Pegantenan, Sekaligus salah satu tokoh yang dituakan di KRB (Komunitas Reng Bungkalatan) Pamekasan geram akan adanya segala kegiatan tersebut yang seakan-akan dibiarkan dan hanya tegas pada waktu kejadian atau saat viral saja.
“Beberapa kali keluh kesah dari masyarakat ini sudah sering saya dengar, baik itu suara musiknya yang sampai larut malam, banyaknya botol miras berserakan, tawuran, penjualnya menggunakan pakaian seksi, celana pendek dan lain sebagainya”,ucap sang Kiyai Karismatik dari Pegantenan ini. Senin(17/03/2025).
“Juga pada beberapa hari yang lalu bertebaran video tawuran di eks.Tapsiun yang diduga akibat miras dibeberapa platform sosial media dan pemberitaan. Bahkan saking kecewanya dengan ketegasan dari pihak aparat hukum baik dari kepolisian dan SatpolPP, beberapa masyarakat menutup portal pada jam larut malam. Perlu diingat juga kejadian ini sering terjadi di tempat warung kopi PKL atau warung kopi semi permanen bagian selatan”, ujar mantan Pangda FPI Pamekasan.
“Besar harapan saya untuk aparat SatpolPP dan Polsek Kota untuk segera mengambil tindakan tegas untuk segera menutup, karena sudah berulang-ulang pelanggaran seperti ini terjadi, apalagi dibulan Ramadhan atau bulan puasa. Perlu diingat, jika hal ini tidak segera mendapatkan tanggapan yang cukup serius, sangat dimungkinkan akan ada kejadian yang seperti didesa ponteh, Pasar Barat (17 agustus), Karaoke Moga Jaya, wiraraja, pasti akan terulang kembali. Jangan salahkan jika masyarakat sudah emosi tidak terbendung dan main hakim sendiri”, imbuh Ra Azis (sapaan akrabnya. (Ndra).