Tulungagung, ArahJatim.com – Seperti berjalan setiap tahun, peristiwa budaya di kabupaten Tulungagung, Jamasan Pusaka Kabupaten,Jumat, 11/8/2022 kembali digelar. Acara yang selalu disesuaikan dengan penanggalan 10 Sura( bulan Jawa ), tergelar meriah.
Masih bertempat di kompleks kantor kearsipan kabupaten Tulungagung, seperti biasanya protokoler upacara ” jamasan” dikemas dengan paduan protokoler umum dengan tatacara Jawa.
Dalam kegiatan itu seperti biasanya seluruh pimpinan forkopimda hadir, karena dalam istilah Jawa , mereka dipresentasikan sebagai ” punggawa kabupaten “. Dengan diiringi musik tradisional, acara sudah mulai ” gayeng” sejak jam 8.00.wib.
Hadir Bupati beserta Wakil,ketua DPRD, Kapolres, Dandim serta pejabat lainya. Sebelum memasuki tempat upacara jamasan, kedatangan tamu VIP, disambut tarian reyog gendang khas Tulungagung, dengan Formasi dan model penyambutan ala kerajaan. Setelah disambut dan dikawal dengan pasukan reyog gendang, nampak brigade Wimbosoro, ( abdi dalem Kepatihan, mengiring dan mengantarkan rombongan pejabat , ke tempat yang sudah disiapkan panitia.
Setelah dilakukan prosesi pra jamasan,termasuk diiringi dengan bacaan tahlil, sesat kemudian, pusaka “dibedol ” ke tempat jamasan yang sudah disiapkan. Turut menyaksikan jamasan dan sekaligus kembali mengangkat pusaka tombak ke tempat penyimpanan, bupati Maryoto Bhirowo, wabub , Kapolres danlinya kembali mendampingi jamasan tersebut
“Kami atas nama pemerintah daerah dan pribadi, mwncupkan apresiatif yang tinggi kepada panitia yang dikoordinasi Dinas Pariwisata, dan masyarakat Tulungagung pada umumnya. Sebagai masyarakat budaya, peristiwa ini adalah bagian dari menjaga warisan leluhur, terkait kebudayaan bangsa. Semoga hal ini masih terus bisa kita tingkatkan untuk masa masa yang akan datang, demi Tulungagung “, ungkap Bupati.
Sementara dalam kesempatan yang sama , kepala Dinas Budpar, Bambang Ernawan, juga menjelaskan hal hal berkaitan dengan proses pemajuan kebudayaan,cdan kegiatan jamasan itu sudah masuk agenda daerah, yang setiap tahun selalu dilakukan.
” Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan untuk melestarikan tradisi budaya yang telah ada secara turun temurun dan sebagai penjabaran pokok – pokok pikiran kebudayaan daerah Kabupaten Tulungagung. Dan ini sekaligus merupakan implementasi dari Undang – Undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan “, ungkap Kadin.
Seperti ketahui, dalam sejarahnya, Tombak Kyai Upas menjadi pusaka piyandel Bupati Tulungagung secara turun temurun hingga saat ini. Dalam perjalanan sejarahnya, Tombak Kanjeng Kyai Upas berhasil menyelamatkan Kabupaten Tulungagung dari serangan penjajah Belanda hingga tentara Belanda tidak bisa memasuki Kabupaten Tulungagung. (dni)










