Tulungagung, Arahjatim.com – Pergerakan ekonomi di berbagai daerah, diakui atau tidak peran UMKM terbukti nyata. Disaat semua sektor ekonomi formal, masih terus berhitung, justru UMKM mampu tumbuh dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Halmitulah yang saat ini dialami oleh seorang pengrajin Blangkon, asesoris adat Jawa, yang kembali ngetrend di era milenial ini.
Berbekal dari kecintaanya terhadap budaya jawa, laki laki yang memiliki nama lengkap Sutopo Taofal, lebih memilih mengembangkan karya dalam pembuatan blangkon berbagai jenis dan asesoris lainya.
Dalam wawancara di kiosnya yang juga didesain sebagai tempat jualan blangkon, laki laki 49 tahun ini mengaku sreg dengan usaha tersebut. Kiosnya yang terletak di jalan raya Ngunut-Tulungagung, tepatnya barat doplangan, memudahkan para konsumen mencarinya.
” Ternyata usaha ini ketika saya kembangkan di Jawa Timur, peluangnya besar. Dengan latar belakang lulusan ISI Yogyakarta, sebenarnya profesi utama adalah sebagai MC Bahasa Jawa. Karena nilai seni blangkon itu sangat dekat dengan bidang yang ditekuninya, maka pilihan ” Nyambi mengembangkan dunia usaha sebagai pengrajin “, papar Taofal Blangkon, sebutan kebanggan masyarakat kepada dirinya.
Kios yang berada di pinggir jalan raya di wilayah desa Kaliwungu,kecamatan Ngunut Tulungagung, itu juga merupakan bengkelnya dalam melakukan pekerjaan . Berbagai jenis blangkon dan ikat kepala tradisional, kini menjadi harapan yang tidak ada surutnya.
” Saya dulu juga pernah menjadi anggota kerawitanya pak Manteb Sudarsono. Awalnyabsaya juga buat untuk kelompok pengiring, dan ternyata semua pada suka dengan hasil karya saya. Dari situlah saya kembali ke tanah kelahiran, dan meneruskan usaha ini ” tambahnya.
Ketika ditanyakan sampai kemana saja produk blangkon yang dihasilkan, Sutopo menyebutkan, hampir berbagai propinsi, khususnya yang ada orang jawanya sudah pesan. Ada dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Bahkan ini ada pesanan sekitar seratusan dari Papua.
Hal yang membedakan antara banyak blangkon yang dijual dipasaran, dengan yang dihasilkan oleh Sutopo, kalau produksinya adalah kerajinan tangan dengan bahan baku bukan rangka karton. Dengan begitu selain bahanya terpilih standar, blangkon produk Ngunut itu bisa dicuci, bila kotor.
Ada ungkapan polos yang disampikan Taofal Blangkon, ketika ditanyakan bagaimana peran pemerintah terhadap usaha yang sudah tergolong ,UMKM dengan pemasaran sampai di luaran, pihaknya menyatakan banyak diapresiasi.
” Bapak bapak pejabat Tulungagung, katanya merasa bangga, kalau produk saya sudah diakui di lain daerah, bahkan hampir seluruh Indonesia. Tetapi ya itu mas, datang kesini, foto foto, ya sudah, Lalu ganti pejabat , begitu lagi. Datang satu rombongan, ada yang beli, foto foto, dan bicara permodalan, tapi ya itu, tidak ada kelanjutannya. Tapi Alhamdulillah, sampai saat ini, walaupun tidak ada bantuan dari mereka, produk kami masih jalan, dan saya bisa mempekerjakan empat pemuda daerah sini, untuk bekerja”, tambahnya.
Dengan harga jual yang masih tidak mahal, diharapkan Taofal, dirinya mampu menembus pemasaran dengan dua mode, yakni langsung, dan system online, akan lebih bisa mengembangkan usahanya. ( don1 ).