Antisipasi Bencana Alam, Universitas Jember Pasang Detektor Angin Puting Beliung dan Longsor

oleh -
oleh
Tim Peneliti Universitas Jember memasang alat pendeteksi angin puting beliung di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Rabu, (12/12/2018). (Foto: ArahJatim.com/nurs)

Jember, ArahJatim.com – Guna mengantisipasi jatuhnya korban jiwa karena bencana alam, Universitas Jember menciptakan alat pendeteksi angin puting beliung dan detektor tanah longsor. Peralatan tersebut dipasang di sejumlah tempat rawan bencana di Jember.

Seperti disampaikan pihak Humas Universitas Jember pada Kamis (13/12/2018), peralatan tersebut diciptakan oleh empat peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Jember yakni Januar Fery Irawan, Satrio Budi Utomo, FX. Kristianta dan Ike Fibriani.

Menurut ketua tim, Januar Fery Irawan yang ditemui saat memeriksa detektor angin puting beliung (12/12), detektor angin puting beliung dipasang di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari sebanyak dua buah, dan satu alat di Dusun Gempal, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari. Sementara untuk detektor longsor dipasang di Desa Suci, Kecamatan Panti, dan di lokasi Desa Pace, Kecamatan Silo. Khusus detektor angin puting beliung yang mereka ciptakan bekerja dengan cara mengukur kecepatan angin yang datang.

arahjatim new community
arahjatim new community

Baca juga :

“Kami menempatkan animometer analog yang fungsinya mengukur kecepatan angin, jika kecepatan angin mencapai 35 kilometer per jam, maka otomatis sensor akan mendeteksi sebagai gejala angin puting beliung dan memerintahkan sirine agar berbunyi,” jelas dosen Program Studi Teknik Sipil yang akrab dipanggil Januar ini.

Sirine akan berbunyi selama kurang lebih 10 hingga 15 menit guna memperingatkan warga sekitar, sehingga memiliki waktu untuk menyelamatkan diri. Untuk diketahui, proses terbentuknya angin puting beliung atau angin ribut didahului terlebih dahulu oleh angin yang kecepatannya bertambah secara bertahap.

“Harapannya, jika terjadi angin puting beliung maka warga sekitar bisa bersiap-siap agar tak ada korban jiwa, apalagi suara sirine bisa menjangkau wilayah seluas satu kilometer,” imbuh Januar yang menyelesaikan magisternya di Hokkaido University, Jepang.

Rencananya, Januar dan tim ingin mengembangkan detektor tidak hanya untuk deteksi dini bencana alam angin puting beliung dan longsor saja, namun dikembangkan untuk deteksi dini bencana lainnya.

“Tahun depan kami berencana bekerja sama dengan Taman Nasional Meru Betiri untuk menciptakan detektor kebakaran lahan, sementara untuk kawasan pantai Puger kami ingin membuat detektor gelombang tinggi, harapannya meminimalkan korban jiwa para nelayan Puger,” katanya lagi.

Tiga detektor angin puting beliung dan dua detektor longsor, selanjutnya dihibahkan kepada masyarakat sekitar. (nurs)

No More Posts Available.

No more pages to load.