Blitar, Arahjatim.com – Pascapenangkapan Walikota Blitar nonaktif, Samanhudi Anwar oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), ratusan warga melakukan aksi unjuk rasa di Balaikota Blitar, Senin (10/9/18) siang. Mereka menuntut para pejabat di Pemkot Blitar agar tidak melakukan korupsi.
Dalam orasinya, massa meminta agar KPK kembali turun ke Kota Blitar untuk mengusut dugaan kasus-kasus korupsi lainnya.
Selain berorasi, massa yang menamakan diri Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) juga membentangkan sejumlah poster bernada tuntutan, di antaranya “Hancurkan Sarang Koruptor”, “Bakar Koruptor”, “Blitar Darurat Korupsi” dan “Tangkap Koruptor”.
“Penangkapan walikota dalam kasus pembangunan SMPN 3 Kota Blitar, hanya contoh kecil korupsi di Kota Blitar. Ada banyak lagi kasus-kasus dugaan korupsi yang terjadi di Kota Blitar yang selama ini belum terendus oleh penegak hukum,” teriak Moh Triyanto, korlap aksi.
Lantaran pihak pemkot tidak kunjung keluar menemui massa, dua perwakilan massa nekad memanjat pagar untuk masuk ke halaman Balaikota Blitar. Namun akhirnya pihak pemkot yang diwakili oleh Suharsono, Plh Sekretaris Daerah (sekda) keluar untuk menemui dan berdialog dengan massa. Di hadapan massa, perwakilan Pemkot Blitar berjanji akan menerima aspirasi massa.
“Saya akan tanda-tangani pakta intregitas untuk tidak melakukan korupsi, dan juga akan mengimbau kepada para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk tidak korupsi,” papar Suharsono.
Aksi unjuk rasa diakhiri dengan aksi membakar boneka bertuliskan koruptor, sebagai simbol koruptor harus dihilangkan dari Bumi Proklamator.
Koordinator aksi Moh Triyanto mengatakan, pihaknya mendesak KPK untuk turun kembali ke Kota Blitar, dan mengusut tuntas dugaan kasus-kasus korupsi di kota blitar yang dinilai banyak sekali yang belum terungkap.
“Beberapa proyek di Kota blitar yang dimenangkan dan digarap oleh PT Moderna Tehnik milik Susilo Prabowo yang ditangkap oleh KPK. Seperti pembangunan Taman Pecut tahun 2016-2017 di sebelah Pemkot Blitar yang nilainya Rp10 miliar lebih, pembangunan (gedung) SMAN 4 Kota Blitar tahun 2014-2015,” terang Moh Triyanto.
Usai menyampaikan aspirasi, massa kemudian membubarkan diri. (mua)