Indramayu, ArahJatim.com – Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, baru-baru ini menjadi pusat perhatian dunia pertanian. Hal ini menyusul kunjungan Apolo Silva, Atase Perdagangan dan Perindustrian Timor Leste, ke lokasi Demplot Katandur pada Kamis (15/8).
Kunjungan ini menandai minat besar Timor Leste untuk menjalin kerja sama di bidang pertanian organik dengan Indonesia, khususnya Jawa Barat.
Demplot Katandur, dengan luas area mencapai 100 hektar, merupakan sebuah proyek ambisius yang mengusung konsep pertanian organik dengan dukungan Peraturan Daerah (Perda) tentang pertanian organik pada lahan carik desa. Pilihan Indramayu sebagai lokasi Demplot bukanlah tanpa alasan. Kabupaten di Jawa Barat yang terkenal dengan luas lahan pertaniannya yang mencapai 125.000 hektar ini dinilai memiliki potensi besar untuk pengembangan pertanian organik.
Lebih lanjut, Apolo Silva mengungkapkan bahwa Demplot Katandur ini diharapkan dapat menjadi pusat ketahanan pangan tidak hanya untuk daerah, tetapi juga untuk seluruh Nusantara.
Senada dengan Apolo Silva, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat, Dr. Rustan Massinai, juga menyatakan komitmennya untuk memajukan pertanian organik di Jawa Barat.
“Kami akan terus berupaya meningkatkan produksi pertanian melalui pendekatan organik. Demplot Katandur ini akan menjadi titik awal bagi kita untuk mewujudkan pertanian Jawa Barat yang lebih maju dan berkelanjutan,” tegas Rustan.
Kunjungan Atase Perdagangan dan Perindustrian Timor Leste ke Indramayu ini menjadi bukti bahwa pertanian organik memiliki potensi yang sangat besar. Tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi lingkungan dan sosial.
Dengan dukungan pemerintah dan berbagai pihak terkait, diharapkan kerja sama antara Indonesia dan Timor Leste di bidang pertanian organik dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat bagi kedua negara. (*)