Indramayu, ArahJatim.com – Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jawa Barat secara resmi meluncurkan program KATANDUR di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut dengan memanfaatkan potensi pupuk organik Katandur Nusantara.
Program KATANDUR terinspirasi dari sosok Pangeran Katandur, seorang tokoh ulama dari Kudus yang dikenal sebagai ahli pertanian. Beliau berhasil mengubah lahan tandus di Sumenep menjadi lahan produktif melalui ilmu pertanian yang dimilikinya. Filosofi Pangeran Katandur ini sejalan dengan visi BPSIP Jabar untuk mewujudkan ketahanan pangan di Jawa Barat.
Kepala BPSIP Jawa Barat Dr. Rustan Massinai, S.T.P, M.Sc. mengusung filosofi tersebut dan menjadikan sebagai salah satu program BPSIP Jawa Barat.
“Saya menggunakan KATANDUR dari (akronim) Ketahanan Pangan Daerah Untuk Rakyat Nusantara,” ujarnya.
Pupuk Katandur Nusantara merupakan pupuk biologi yang mengandung Azospirillium sp, Mikroba pelarut fosfat, Azotobacter sp, Lactobacillus sp, Microba Selulotik, Pseudomonas sp, dan berbagai enzim yang efektif untuk meningkatkan kualitas, hasil panen, dan mencegah penyakit pada tanaman. Penggunaan pupuk ini sangat mudah, cukup diaplikasikan dua kali selama masa tanam, yaitu sesaat setelah tanam dengan kondisi tanah sawah macak-macak dan saat tanaman berumur sekitar 21 hari. Dengan dosis 10 liter per ha dan per apliaksi 5 liter.
Ketua Umum Forum Kebangsaan Nasional (FKN) Ariy Hadariy menyambut baik peluncuran program pupuk organik KATANDUR. Menurutnya, kolaborasi antara pupuk organik dan teknologi digital merupakan kunci untuk mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045.
Program KATANDUR diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani di Kecamatan Jatibarang dan sekitarnya. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung ketahanan pangan nasional. (ika)