Ada Benda-Benda Kuno dan Sarasehan Sejarah di “Banyuwangi Antique Exhibition”

oleh -
oleh
Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah, mengamati lukisan dan berbagai benda purbakala yang dipamerkan di Banyuwangi Antique Exhibition. (Foto: arahjatim.com/hmsbwi/ful)

Banyuwangi, ArahJatim.com – Pekan ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi menggelar Banyuwangi Antique Exhibition. Kegiatan yang biasa dikenal dengan nama Pameran Kepurbakalaan itu merupakan agenda rutin Banyuwangi Festival. Acara digelar di halaman kantor Disbudpar, 6 -10 September 2022. Komunitas hingga kolektor barang antik pun berkumpul dalam pameran tersebut.

Berbagai benda purbakala dan bersejarah berbahan batu, tanah liat, keramik, hingga kayu ditampilkan pada pameran tersebut. Ada alat komunikasi kuno, uang kuno, lukisan, guci-guci hingga berbagai pernak pernik peninggalan dari beberapa puluh hingga ratusan tahun.

Tak hanya berisikan pameran barang antik, pameran kepurbakalaan juga diisi oleh pameran batu akik, pameran lukisan, lelang barang antik hingga sarasehan kepurbakalaan.

arahjatim new community
arahjatim new community

“Saya dengar tadi antusiasmenya tinggi, bukan hanya untuk kolektor tapi juga anak muda. Jarang ada anak muda yang suka kepurbakalaan dan turut melestarikan benda-benda purbakala, tempat cagar budaya dan benda-benda bersejarah lainnya,” kata Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah saat menghadiri pameran tersebut. 

Sugirah mengatakan peninggalan purbakala juga memiliki nilai jual tinggi dan bisa mendatangkan rezeki. “Sektor ini pasarnya sangat tertentu. Oleh karenanya semakin antik tambah menarik dan banyak dicari. Bisa punya nilai jual tinggi,” tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan pameran kepurbakalaan adalah ajang memperkenalkan pengunjung wawasan baru terkait benda-benda purbakala yang terdapat di Museum Blambangan serta bagaimana sejarah peninggalannya.

“Tujuan pameran ini untuk mengenalkan serta menyosialisasikan dan memberikan pengetahuan kepada kaum milenial tentang kepurbakalaan juga sejarah barang antik,” kata Ridho.

Ia menambahkan untuk merealisasikan tujuan tersebut, Disbudpar menggandeng komunitas-komunitas barang antik, seperti komunitas batu akik, seniman-seniman lawas Banyuwangi dan pegiat cagar budaya untuk memberikan edukasi mengenai kepurbakalaan melalui sarasehan.

“Setiap pagi hingga tanggal 10 akan ada sarasehan mengenai budaya dan peninggalan purbakala Banyuwangi. Besok topiknya batik, dan masih ada beberapa topik lainnya,” lanjutnya.

Banyuwangi Antique Exhibition mengusung konsep rumah tradisional Gedek Osing yang khas dan sarat akan kebudayaan masyarakat Blambangan. Pengunjung seakan diajak bernostalgia ke masa lalu. Ada pula expo UMKM sehingga pengunjung dapat berkeliling sambil menikmati makanan dan minuman. (adv-hmsbwi/ful)

No More Posts Available.

No more pages to load.