Kediri, ArahJatim.com – Para penambangan pasir tradisional di sungai Brantas Kota kediri tepatnya di belakang Masjid Semampir, resah setelah ada pemberitaan yang menyudutkan mereka.
“Itu Hoax Mas, sangat tidak benar pemberita itu, malah sekarang jadi resah, para pencari pasir jadi enga ada yang berani kerja, padahal itu cara kami warga sekitar pencari pasir dengan cara tradisional untuk menghidupi keluarga mereka, ” ujar Marlan 52 tahun salah satu penambang tradisional, Selasa (21/1/2025)
Marlan menambahkan Para penambang pasir tradisional di Sungai Brantas pada umumnya menyelam untuk mendapatkan pasir dari dasar sungai yang terbawa arus.
Mereka harus melawan arus sungai demi mengumpulkan pasir dan dinaikkan ke perahu.
Pasir yang mereka dapatkan dijual ke pengepul. Dan pekerja ini sudah turun temurun mulai Mbak, Bapak, Ke anak cari makan di sini.
“Kita kasihan warga, di sini juga enggak ada yang dirugikan, dengan adanya penambang manual itu bisa membantu lingkungan menjadi bersih menjadikan Asri, karena apa di Brantas itu banyak pampers-pampers sampah yang dibuang, Justru dengan adanya penambang tradisional, dia menyelam dibawa ke pinggir, ” kata Marlan.
” Saya minta supaya diluruskan berita yang kemarin katanya memberi atau ada rumor upetinya 2,5 juta per titik, kepada kasat Reskrim kediri kota, enga benar itu, ” terangnya.
Sementara itu, Zainal Arifin 56 tahun, warga RT 14 Kelurahan Semampir Kota Kediri menuturkan kegiatan penambangan tradisional itu sudah sejak lama. Warga biasa yang memanfaatkan pasir dari Sungai Brantas. Bukan tambang skala besar yang bisa merusak lingkungan. Sehingga cukup dimaklumi.
“Kasus berbeda jika penambang pasir menggunakan mesin sedot dengan skala besar yang berpotensi merusak lingkungan sekitar.
” Dengan adanya penambang tradisional, warga sekitar malah beruntung karena pedagang-pedagang di sini laku semua bisa membantu ekonomi dan menambah lapangan pekerjaan, ” pungkasnya. (das)