Kediri, Arahjatim.com – Kontingen PT Gudang Garam Tbk memeriahkan rangkaian hari ulang tahun (HUT) ke-725 Kota Surabaya. (Minggu, 6/5/18), mereka akan tampil dalam Parade Budaya dan Bunga yang digelar oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Mengusung tema The Lotus Kingdom, kontingen PT Gudang Garam Tbk membawa pesan tentang keindahan, keselarasan, dan kemuliaan kehidupan yang harus senantiasa diwujudkan bersama.
“Satu kehormatan bagi kami bisa ikut memeriahkan HUT Kota Surabaya,” ujar Wakil Direktur SDM dan Pekerjaan Umum (PU) PT Gudang Garam Tbk Slamet Budiono didampingi Kabid Humas Iwhan Tri Cahyono.
Melibatkan puluhan personel dari berbagai lembaga di internal PT Gudang Garam Tbk, kontingen ini menjanjikan kemegahan sekaligus keindahan dalam parade budaya dan bunga tersebut. Kemegahan dan keindahan tentang Kerajaan Teratai sebagaimana yang diusung sebagai tema.
Hal itu bukan hanya tercermin dari kendaraan yang ditampilkan. Akan tetapi, juga dari para talent yang mewakili karakter-karakter dalam sebuah kerajaan. Mulai sang raja, putri, hingga para prajurit dan abdi.
“Mereka tampil di atas kendaraan yang kami hias dan dekorasi sehingga menggambarkan istana The Lotus Kingdom serta Kita juga pakai teknologi bubble dan smoke untuk memperkuat suasana,” tambahnya.
Kontingen The Lotus Kingdom yang dikoordinatori Marcom GG Jakarta dan Humas GG Kediri ini akan menempuh rute yang sudah disiapkan panitia.
Yaitu, mulai dari Tugu Pahlawan, Kramat Gantung, Gemblongan, Jl Tunjungan, Jl Panglima Sudirman, Jl Urip Sumoharjo, Jl Darmo, hingga finish di Taman Bungkul.
The Lotus Kingdom sendiri berkisah tentang sebuah kerajaan di kaki Gunung Semeru. Rajanya arif, bijaksana, dan perhatian terhadap rakyat. Namanya: Ranubanu. Raja Ranubanu memiliki putri yang amat cantik bernama Dewi Arum. Sang putri senang sekali bermain air.
Hingga, pada suatu hari, terjadi wabah penyakit. Banyak penduduk yang tewas. Raja sedih. Sudah banyak tabib yang didatangkan, namun tidak berhasil. Saat itulah, datang seorang lelaki. Ia mengaku mendapat isyarat bahwa penyakit itu bisa disembuhkan dengan sekuntum bunga yang tumbuh di tengah danau dan harus diambil sendiri oleh putri raja.
Raja pun terdiam seketika. Namun, ia akhirnya memerintahkan sang putri untuk pergi mengambil bunga tersebut, didampingi punggawa kesayangan. Begitu tiba di sana, sang putri terkesima oleh danaunya yang segar lagi jernih. Putri Dewi Arum yang suka bermain air pun tak kuasa menahan hasrat untuk berenang. Ia mandi di sana sampai lupa waktu.
Raja dan rakyat setia menunggu. Namun, karena sang putri tak kunjung kembali tanpa ada kabar yang pasti, raja kemudian menjemputnya. Sesampai di danau, raja terkejut dan kecewa melihat sang putri justru larut bermain air.
Raja pun mengumpat, “Putri tidak selayaknya kamu menjadi anak raja! Lebih baik kamu menjadi penunggu danau ini!” Seketika, Putri Dewi Arum menghilang. Bersamaan dengan itu, muncullah bunga teratai yang indah. Dengan perasaan menyesal, raja membawa pulang bunga itu dan sembuhlah semua rakyatnya.
Keindahan teratai itulah yang ingin dijadikan simbol dari pesan PT Gudang Garam Tbk. dalam Parade Budaya dan Bunga ini.
Apalagi, teratai tetap mampu tumbuh dan memberikan keindahan walaupun lingkungan di sekitarnya kotor.
“Ini seperti semangat PT Gudang Garam yang senantiasa memerhatikan lingkungan sekitar sehingga keselarasan dan kemuliaan hidup karyawan maupun masyarakat sekitar selalu terjaga,” tandas Iwhan. (das)