Tulungagung, Arahjatim.com – Acara ini berlangsung pada Jumat 7/3/2025 malam, di mana Bupati Gatut Sunu berangkat dari rumah di Desa Gandong, Kecamatan Bandung, menuju Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, yang merupakan Rumah Dinas Bupati Tulungagung. Prosesi ini bukan sekadar perpindahan tempat tinggal, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam dalam kehidupan kepemimpinan di daerah.
Bupati Tulungagung, H. Gatut Sunu Wibowo, SE., ME., bersama keluarganya resmi melaksanakan prosesi Boyongan Ndalem Keprabon, sebuah tradisi dalam budaya Jawa yang melambangkan perpindahan menuju tanggung jawab yang lebih besar
Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu menjelaskan bahwa Boyongan bukan hanya perpindahan fisik dari rumah pribadi ke rumah dinas, tetapi juga merupakan simbol tanggung jawab baru dalam mengabdi dan melayani masyarakat Tulungagung.
“Boyongan dalam budaya Jawa adalah momen sakral yang mengandung filosofi mendalam. Ini bukan sekadar pindah rumah, tetapi juga sebuah langkah memasuki tanggung jawab yang lebih besar. Saya dan keluarga tidak hanya menempati rumah dinas ini sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai rumah kebersamaan bagi seluruh masyarakat Tulungagung,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso bukan sekadar tempat tinggal seorang bupati, tetapi juga rumah rakyat, tempat berbagai elemen masyarakat bisa berkumpul, berdiskusi, serta menyampaikan aspirasi demi kemajuan Kabupaten Tulungagung.
“Pendopo adalah tempat kita bersama untuk berdiskusi, merancang kebijakan, dan bekerja demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Saya berharap tempat ini bisa menjadi pusat aspirasi serta wadah bagi berbagai gagasan yang akan membawa manfaat bagi masyarakat luas,” imbuhnya.
Sementara , menurut salah seorang ketua panitia Boyongan , H. Fuad Syaiful Anam, kegiatan pindahan itu adalah bagian dari adat yang harus secara terus menerus untuk tetap dijaga.
” Ya ini adalah bagian dari adat, budaya, serta nilai nilai luhur yang masih harus tetap dipertahankan. Dalam hitungan Jawa, dipilihnya hari, sudah merupakan hitungan yang baik. Ini penting, karena diharapkan dengan hari dan hitungan itu kedepannya ada sebuah pertolongan besar, dalam Bupati memimpin Tulungagung minimal lima tahun kedepan, dengan keberhasilan bagi masyarakatnya “, ungkap mantan penyiar radio, Fuad Syaiful Anam.
Boyongan sebagai Simbol Gotong Royong dan Kebersamaan. Bupati yang akrab disapa Pak GS ini juga menekankan bahwa prosesi Boyongan mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan, yang menjadi ciri khas budaya Jawa.
Dalam acara tersebut, berbagai tokoh masyarakat, jajaran pemerintah daerah, serta tokoh agama turut hadir, memberikan dukungan dan doa agar kepemimpinan Bupati Gatut Sunu dapat membawa berkah dan kemajuan bagi Kabupaten Tulungagung.
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, baik dari kalangan pemerintahan, tokoh agama, hingga masyarakat luas, untuk terus bersinergi membangun Kabupaten Tulungagung yang lebih baik. Gotong royong adalah kunci utama dalam menciptakan kesejahteraan bersama,” kata GS.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa Boyongan mengajarkan pentingnya keseimbangan antara lahiriah dan batiniah. Oleh karena itu, sebelum memasuki rumah dinas, ia bersama keluarga dan tamu undangan mengawali prosesi dengan doa bersama, memohon perlindungan, keberkahan, serta kekuatan dari Allah SWT dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin daerah.
Di akhir sambutannya, Bupati Gatut Sunu mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya acara Boyongan Ndalem Keprabon ini. Ia berharap momen ini semakin mempererat tali silaturahmi antara pemerintah daerah dan masyarakat.
Prosesi Boyongan Ndalem Keprabon ini diiringi dengan berbagai rangkaian acara adat yang menambah kekhusyukan momen tersebut. Dengan resmi menempati Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Bupati Gatut Sunu diharapkan dapat semakin dekat dengan masyarakat serta menjalankan amanah sebagai pemimpin daerah.
“Terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam acara ini. Saya berharap kebersamaan ini terus terjalin, sehingga kita bisa mewujudkan visi Tulungagung sebagai daerah yang Sejahtera, Maju, dan Berakhlak Mulia, Sepanjang Masa,” tutupnya.( don1 )