Tidak Terawat, Makam Ayahanda Raja Ronggosukowati Direnovasi Secara Swadaya

oleh -
oleh
Situs Makam Pangeran Bonorogo. (Foto: arahjatim.com/den prie)

Pamekasan, Arah Jatim.com – Sebagai bentuk kepedulian terhadap nilai-nilai sejarah, agar situs cagar budaya tidak rusak apalagi punah atau hilang, komunitas pemerhati sejarah Pamekasan melakukan pemugaran (renovasi) cungkup Makam Pangeran Bonorogo.

Pangeran Bonorogo adalah Raja Pamelingan yang merupakan ayahanda dari Pangeran Ronggosukowati. Pangeran Ronggosukowati sendiri adalah Raja Islam pertama di Kabupaten  Pamekasan Madura yang lebih dikenal dengan sebutan Raja Ronggosukowati.

Renovasi dilakukan karena banyak bagian bangunan yang rusak akibat kurangnya perawatan. Perbaikan ini dibiayai dana swadaya yang dihimpun dari para anggota dan masyarakat yang peduli pada nilai-nilai sejarah situs cagar budaya.

arahjatim new community
arahjatim new community

Pemerhati sejarah menyesalkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap situs-situs bersejarah itu. Padahal situs cagar budaya tersebut berada di bawah pengawasan Pemerintah Kabupaten Pamekasan.

“Kami melakukan ini dikarenakan sudah banyak yang rusak dan kurang perawatan. Sehingga dilakukan perbaikan dengan dana swadaya sumbangan dari anggota pemerhati dan masyarakat yang sangat peduli akan nilai nilai sejarah situs cagar budaya, agar situs ini jangan sampai rusak apalagi punah atau hilang,” tutur Syaiful Bahri, Ketua Pemerhati Raja, Ratu dan Wali Madura, Rabu (6/1/2021).

Karena kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat membuat cagar budaya Astana Raja dan Ratu Pamelingan ini kurang terawat. Tidak heran, banyak masyarakat Pamekasan tidak mengetahui lokasi keberadaannya.

Padahal situs makam Raja dan Ratu yang dikenal dengan sebutan Buju’ Lendhu itu, tidak jauh dari pusat kota, yaitu di Jln Stadion, Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.

Syaiful menambahkan, proyek perbaikan ini tidak berhenti di sini tetapi akan berlanjut menyasar situs-situs bersejarah lain yang perlu perbaikan.

“Selanjutnya, setelah ini selesai masih banyak lagi situs cagar budaya di tempat yang lain, yang juga perlu perbaikan,” tambah Syaiful.

Sementara itu, Camat Pademawu, Ach. Farid setelah mendapat informasi di wilayah kerjanya ada warga memperbaiki atap atau cungkup Buju’ Lendhu dengan dana swadaya, langsung bergerak cepat mendatangi lokasi situs bersejarah ini.

“Kunjungan saya ke sini untuk menindaklanjuti informasi dari teman-teman media, bahwa letak situs cagar budaya yang juga merupakan situs Makam dari ayah dan ibunda Panembahan Raja Ronggosukowati yang terkenal itu,berada tidak jauh dari pusat kota Pemerintah Kabupaten Pamekasan itu sendiri,” ucap Farid.

Farid menambahkan, pihaknya dari Forum Pimpinan Kecamatan, Camat, Kapolsek, Danramil dan Lurah merasa perlu adanya usulan, masukan atau saran untuk diusulkan ke Pemerintah Kabupaten agar ditindaklanjuti, siapa tahu bisa dikembangkan menjadi wisata budaya favorit.

“Makanya nanti kami akan berkoordinasi dengan Lurah, supaya nanti Lurah membuat surat ke Pemkab, mengetahui Forpimka supaya nanti dikirim ke Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) yang benar-benar menangani masalah ini,” katanya. (den prie)

No More Posts Available.

No more pages to load.