Tulungagung, ArahJatim.com – Walau suksesi demokrasi lokal di Tulungagung akhir- akhir ini sudah menjadi bahan perbincangan di setiap kalangan, nampaknya ada sosok yang sudah ingin melepaskan hiruk pikuk itu. Dalam dekade 15 tahun lalu, ada sosok yang cukup fenomenal, dalam setiap event pilkada. Putra daerah bernama Budi Setyahadi, laki laki kelahiran desa Gempolan kecamatan Pekel Tulungagung, salah satunya.
Tidak tanggung tanggung peran yang diambil laki- laki mantan wartawan itu, dalam serba- serbi pilkada di Tulungagung. Dia tiga kali mencalonkan diri untuk menjadi pimpinan eksekutif, namun ketiganya tidak sesuai dengan prediksinya dan dia kalah, dalam setiap kompetisi.
Sebagai sosok yang sudah tertempa berbagai problematika kehidupan , mulai dari masalah sosial, hukum, pemerintahan dan wiraswasta, kegagalan untuk menjadi pimpinan daerah, tidak menyurutkan perjuangannya sebagai putra daerah. Dengan tekat untuk tetap eksis, maka dia akhirnya memutuskan akan Istiqomah menjadi wiraswata dengan jalur pengusaha batu bara di tanah Kalimantan. Dirinya berharap, semoga apa yang dikerjakan sebagai pengusaha batu bara itu, hasilnya bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Berikut petikan ketika dalam sebuah acara silaturahmi dengan kelompok masyarakat, kebetulan ArahJatim.com berhasil mewawancarainya.
Wartawan : Hallo kang Budi bagaimana kabarnya ?
BS. : Alhamdulillah baik, lama tidak ketemu, masih dimedia ya ?
Wartawan. : Kok serius, ada acara apa ini kang ?
BS. : Biasa , karena lama di Kalimantan, ketika pulang kampung, banyak teman teman lama , kangen kangenan, diskusi berbagai macam. Namanya juga teman, intinya berbagi, diskusi dan makan makan…..ha ha ha .
Sebagaimana lebih lanjut, dikabarkan, memang saat ini pengusaha yang juga sempat menjadi konsultan diberbagai lembaga pusat, sering pulang ke kampung halamannya di desa Gempolan kecamatan Pekel kabupaten Tulungagung. Dalam hal itu lebih banyak dimanfaatkan untuk saling berbagi , termasuk sedekah uang , serta bagi bagi sembako. Dalam diskusi dengan berbagai kalangan , hal yang selalu dilakukan , salah satunya dengan cara berbagi dan acara makan makan.
Ketika disinggung apakah ini dalam rangka persiapan kompetisi 2024 di Tulungagung, dengan tegas laki laki yang kini berpenampilan lebih Arif itu menyatakan menolak anggapan itu.
” Sudahlah, jangan bicara politik, lebih siip kalu kita berbagi dan makan makan sambil diskusi hal hal yang lebih realistis. Atas doa dan usaha , kegiatan saya di Kalimantan, dapat rezeki banyak. Kalau kita berbagi dan makan makan itu lebih asik dibanding bicara politik”, ungkap kang Budi, panggilan akrap beliau
Seperti pantauan ArahJatim .com, dalam setiap pulang kampung, Udi lebih sering melakukan komunikasi dan diskusi dengan berbagai kalangan. Mulai dari para perangkat desa, masyarakat biasa, sampai pada anak anak kampus, menjadi agenda setiap pulang kampung. Dirinya berharap, hasil dari keputusan ya menjadi pengusaha batu- bara sukses di Kalimantan, ilmu dan hasilnya bisa ditularkan kepada masyarakat Tulungagung, kampung halamannya.
Penegasan itu, untuk tidak membicarakan politik, akan terus dilakukan Budi, seperti ketika ditemui disalah satu tempat wisata di wilayah kecamatan Boyolangu, dirinya buka puasa bersama para pamong desa dan puluhan kepala desa yang menjadi teman temanya .
” Sudahlah mas, kita bicara makan makan saja, ini Khan buka bersama rekan dan teman teman wartawan, kita Ndak usah bicara politik, apalagi terkait Pilkada 2024 nanti. Kami meyakini, garis kepemimpinan itu mengalir mengikuti kehendak semesta. Kalau semesta sudah memberinya restu, siapapun bisa. Nah dengan begitu, kalau kita bernafsu untuk sebuah jabatan, adalah kurang Eloklah….”. (dni)










