Kediri, ArahJatim.com – Suasana khidmat dan penuh semangat kebangsaan menyelimuti acara Tasyakkuran Hari Nasional Kebangkitan Budi Utomo yang digelar di Situs Persada Sukarno Ndalem Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Selasa (20/05/2025).
Dalam peringatan yang digagas oleh para tokoh lintas agama ini, masyarakat diajak mengikuti tradisi unik: menulis hal-hal negatif di atas kertas, lalu membakarnya secara simbolis sebagai bentuk harapan dan tekad meninggalkan segala energi buruk demi kebangkitan Indonesia menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Ketua Panitia Tasyakkuran, Lukito Sudiarto, menjelaskan bahwa setiap peserta diberi dua lembar kertas kosong—satu untuk menuliskan hal-hal negatif dan satu lagi untuk yang positif.
“Yang negatif kita bakar bersama sebagai simbol pelepasan. Sedangkan yang positif, kita doakan bersama agar menjadi kekuatan membangun diri, keluarga, bangsa, dan negara,” ujar Lukito, yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI) Kediri.
Acara ini juga dimeriahkan dengan diskusi kebangsaan yang menghadirkan pemantik dari Kampung Inggris, Mas Ari Hakim, LC, serta dihadiri oleh tokoh-tokoh agama dari Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Kejawen, sebuah wujud harmoni dalam keberagaman.
Ketua Harian Situs Persada Sukarno, Kus Hartono, menegaskan pentingnya acara semacam ini sebagai edukasi karakter untuk generasi muda.
“Kunci kebangkitan adalah mengenal jati diri: potensi positif harus dikembangkan, sedangkan hal negatif harus ditinggalkan. Membakarnya adalah simbol bahwa kita siap bangkit,” tegas Kus yang juga menjabat Ketua Bidang Diklat Pesantren Jatidiri Bangsa Indonesia Merajut Perdamaian Nusantara.
Ia pun menutup dengan ajakan optimis, “Jangan lagi bilang Indonesia cemas. Mari berpikir positif dan berjuang bersama menuju Indonesia Emas 2045!” (das)
