Tong bekas yang telah disulap menjadi satu set kursi siap dikirim. (Foto: run/arahjatim.com)
Jember, ArahJatim.com – Bosan dengan mebel yang begitu-begitu saja, yang satu ini patut dicoba. Yap, mebel meja kursi dari bahan drum bekas. Nama kerenya “drum custom” atau bolehlah disebut tong modifikasi. Salah seorang usahawan drum custom tersebut adalah Yudi (38) warga desa Pakusari Kabupaten Jember.
Yudi memanfaatkan tong bekas oli, minyak goreng, bahan bakar dan saos rokok sebagai bahan mebel drum customnya. Dia mendapatkan tong dari sejumlah diler, toko dan perusahaan rokok seharga dibawah tiga ratus ribuan per buah.
“Awalnya buat meja kursi untuk diri sendiri pada akhir tahun 2016 lalu, lalu teman-teman sehobi sepeda motor trail tertarik memesan”, kenang Yudi saat ditemui ArahJatim.com di bengkel truk yang kini juga dipakai menjadi tempat usahanya tersebut.
Aneka mebel yang dikerjakanya berupa meja, kursi, dan juga lemari. Uniknya, sesuai nama belakangnya, custom, dimana pembeli bisa memesan sesuai keinginannya. Mulai dari bentuk, warna, termasuk tulisan pada mebel tersebut.
“Kita selama ini yang order umumnya penghobi motor ya, kita buat yang mereka inginkan biasanya sesuai dengan merk kesukaan”, jelasnya. Dari dokumentasi orderan yang dikerjakan, ada pembeli yang mencantumkan merk Ferrari, KTM, Harley Davidson, dan Sherku. Ada pula yang memesan khusus dengan desain logo dan tulisan seperti keinginan pembelinya.
Salah satu tahapan proses pengerjaan mebel drum custom. (Foto: run/arahjatim.com)
Saat dikunjungi ArahJatim.com, Yudi mengerjakan meja, kursi pesanan berdesain logo polisi.
“Ini kita menyelesaikan pesanan dari kepolisian, ada dari Samsat Probolinggo, Polda Jatim dan juga dari Polda Jawa Tengah”, imbuhnya.
Mebel drum custom, umumnya berupa seperangkat meja dan kursi. Namun ada pula pembeli yang memesan lemari penyimpanan.
Yudi, warga Desa Pakusari, Jember, berfoto disamping tong-tong bekas untuk bahan mebel drum customnya. (Foto: run/arahjatim.com)
Untuk menjadikannya bernilai dan tampil menawan, drum bekas butuh sentuhan tangan terampil. Dari desain, keahlian memotong drum, mengelas, mengecat hingga keahlian sentuhan finising, yakni memasang busa dan memoles.
“Pokoknya gak kalah dah sama barang baru dari pabrik besar”, kata Yudi sambil tertawa.
Dengan dibantu enam orang pekerja, dalam waktu satu minggu Yudi mampu menghasilkan dua hingga tiga set perabot.
Satu set meja-kursi dijual bervariasi antara Rp 2 juta hingga Rp 4,5 juta, tergantung besar kecil dan tingkat kesulitan dalam mewujudkan keinginan pembeli. Harga tersebut belum termasuk ongkos kirim, baik di dalam kota Jember maupun keluar kota. (run)