![](https://farm5.staticflickr.com/4822/46286186101_bd007a2539_b.jpg)
Kediri, ArahJatim.com – Beberapa bulan lalu desa ini mendapatkan anugerah desa pada Kategori Inovasi Terbaik Bidang Pengelolaan Wisata. Desa tersebut adalah Desa Medowo Kecamatan Kandangan. Bersama desa-desa lain, penghargaan tersebut diberikan oleh Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno.
Hawa sejuk langsung terasa saat memasuki kawasan Desa Medowo. Kenikmatan perjalanan ke desa ini bertambah dengan pemandangan di kanan-kirinya. Hingga masuk ke gapura desa yang bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa Wisata Medowo’.
Desa di ujung timur Kabupaten Kediri ini memang menawarkan pilihan wisata menarik. Mulai alam, edukasi, outbond, hingga kuliner. Kades Medowo Sujarwo menyebut desanya sebagai desa wisata karena potensinya yang menarik untuk dikembangkan.
“Medowo cukup komplit. Wisata alam kami didukung dengan produk-produk unggulan lainnya seperti peternakan sapi perah, pertanian dan sektor UMKM,” katanya (10/12).
Desa ini mengawali pengelolaan secara serius pada bidang wisata sejak dua tahun lalu. Karena banyak potensi perkebunan dan peternakan. Didukung dengan kondisi alam yang mempesona. Namun, bukan hanya agrowisata saja yang menarik dari desa ini. Keindahan alamnya tak bisa dipinggirkan. Semua sudut desa bisa dibilang menawarkan keindahan. Serta yang paling menarik adalah bukit Gandrung Tanggulasi.
![](https://farm5.staticflickr.com/4884/46286186041_49c3798d7f_b.jpg)
Bukit ini berketinggian 715 meter di atas permukaan laut (mdpl). Menyuguhkan pemandangan alam nan istimewa. Hamparan perkebunan kopi, cengkeh, dan durian bisa dilihat dari atas bukit. Gemerlap cahaya di malam hari juga menjadi daya tarik tersendiri.
“Tanggulasi dulunya ladang dan akses jalannya terbatas, ingin kesini saja sulit,” ujar pria 46 tahun itu.
Setelah muncul gagasan wisata, akses jalan mulai dibuka. Ada lahan milik 140 warga yang terimbas pembangunan jalan. Semua pemilik menghibahkan selebar 4 meter untuk pembangunan jalan. Total ada sepanjang 5 km jalan yang mengitari agrowisata dan menuju Bukit Tanggulasi.
Pertumbuhan ekonomi pun terdampak. Kini, sudah ada 9 warung warga yang buka. Warung-warung itu tertata, berjajar rapi dengan gaya khas warung Jawa berdinding anyaman bambu.
Bila musim durian tiba, banyak warga yang menyediakan buah tersebut di depan rumah. Musim itu biasanya mulai Oktober hingga Desember. Dengan panen raya diperkirakan pada Januari hingga Maret. Nah, saat puncak panen itulah Medowo punya agenda tahunan menarik, yaitu Dahar Durian. Ribuan buah durian disediakan gratis untuk wisatawan.
Baca juga :
- Bursa Inovasi Desa, Jalan Menuju Desa Mandiri dan Berkembang
- Tingkatkan Keamanan, Polres Kediri Gelar Lomba Penilaian Pos Kamling
- LKNU Gelar Pemeriksaan Gula Darah Gratis Di Blitar
“Dengan promo tersebut Desa Medowo bisa dikenal dari seluruh daerah. Baik Kediri maupun luar kota,” katanya.
Selain durian, desa yang berbatasan dengan Jombang dan Kabupaten Malang ini punya komoditas unggulan kopi. Jenisnya exselsa yang bercita rasa khas. Ada sekitar 10 produsen kopi di Medowo saat ini.
“Perkembangan wisata itu berdampak pada peningkatan taraf ekonomi warga desa. Warga punya sumber pendapatan baru. Menjajakan produk dan hasil pertanian ke wisatawan, termasuk potensi sapi perah. Juga dari pendapatan parkir, wahana, dan air. Selama enam bulan terakhir, uang yang masuk ke kas desa mencapai Rp 60 juta lebih,” jelasnya.
Selain Bukit Gandrung Tanggulasi, beberapa destinasi wisata lain juga ada di desa ini. Seperti Air Terjun Sumberjodo, edukasi sapi perah, agrowisata durian, manggis dan kopi, juga wisata daerah Dusun Ringinagung. Di dusun itu rencananya ada Sumber Londo dan perkebunan kopi yang menjadi akses menuju kawasan wisata Air Terjun Tretes milik Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Suryo Jatim. (Kominfo)