Lumajang, ArahJatim.com – Ribuan warga suku Tengger di lereng Gunung Semeru, di Lumajang menggelar ritual adat Unan-Unan, Jumat (23/11/2018) siang. Ritual yang digelar setiap lima tahun sekali menurut kalender suku Tengger tersebut bertujuan agar warga dihindarkan dari marabahaya, terutama bahaya dari aktivitas Gunung Semeru.
Ritual Unan-Unan digelar warga suku Tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang. Warga menyiapkan sesaji, berupa olahan dari ternak kerbau yang disembelih sehari sebelumnya. Olahan berupa sate, tumpeng, dan jajajan, masing-masing 100 buah, yang diletakan di ancak atau keranda. Sedangkan kepala, kulit dan kakinya dibiarkan utuh untuk dihias dan diletakkan di atas ancak.
Sesaji lalu diarak oleh ribuan warga suku Tengger dengan mengenakan baju adat, berupa kemeja dan udeng bagi pria, dan kain jarik dan berkebaya bagi wanita, menuju sanggar agung “Purwo Giri Waseso” atau tempat pemujaan, di bukit sekitar kampung Nirwana.
Baca juga:
- Inovasi M-Plus Permudah Pelayanan SIM Wilayah Kabupaten Malang.
- Serikat Petani Lumajang Gugat Tanah Negara di Translok, Pandanwangi.
- Yasonna Laoly: Napi Bali Nine Bebas Hari ini. Otomatis Masuk Blacklist Pemerintah Indonesia.
Dukun adat memimpin ritual Unan–Unan. Ritual digelar setiap lima tahun sekali, karena dalam kalender suku tengger, dalam lima tahun itu akan ada bulan lebih atau tiga belas bulan. sehingga kelebihan bulan inilah yang dipercaya oleh warga suku Tengger harus diruwat.
“Dalam bahasa kami, jawa kuno, Unan-Unan itu dari kata una, artinya mengurangi, bulan yang lebih itu diruwat sehingga tidak menggangu kehidupan umat manusia alam semesta sehingga ada ritual unan-unan. Menetralisir kekuatan negatif sehingga tidak mengganggu kehidupan manusia sehingga hidup rukun dan sejahtera,” jelas Kari Oleh, dukun adat suku Tengger.
“Agar bumi Tengger mendapatkan kesejahteraan, kedamaian dan bahkan tidak hanya suku Tengger tapi juga Indonesia agar mendapatkan kedamaian dan kerahayauan dan kebahagian,” harap Wira Dharma, salah satu umat Hindu Tengger.
Pada tradisi Unan-Unan juga ditampilkan tari Rejang Dewa, sebagai bentuk selesainya acara. Di Kabupaten Lumajang terdapat dua desa yang menggelar ritual adat Unan-Unan yakni Desa Argosari dan Desa Ranupani, yang merupakan desa terakhir sebelum Gunung Semeru. (rokhmad)