Blitar, Arahjatim.com – Peringati bulan Muharom, ratusan nelayan di Pantai Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar menggelar ritual larung sesaji, Kamis (13/9/2108). Ritual diawali dengan tiga buah gunungan tumpeng dikirab menuju bibir pantai. Setelah diberi doa oleh tokoh desa, ketiga buah gunungan tumpeng dibawa ke tepi pantai untuk dilarung.
Namun, saat ketiga perahu yang membawa tiga gunungan tumpeng akan bergerak ke tengah laut, ombak setinggi dua meter menyambut tiga buah tumpeng yang akan dilarung. Bahkan salah satu perahu nyaris terbalik dan tumpeng di atas perahu juga nyaris terguling. Setelah sempat beberapa kali tersapu ombak, tiga kapal nelayan yang membawa tumpeng pun akhirnya berhasil mencapai laut lepas.
Di bibir pantai, ribuan masyarakat yang menyaksikan sempat histeris dan berhamburan menjauh dari tepi pantai, saat ombak besar tiba-tiba datang menerjang perahu.
Diiringi gamelan dan tembang Jawa tiga gunungan yang terdiri dari gunungan lanang (laki-laki), gunungan wadon (perempuan) serta gunungan hasil bumi berisi buah dan sayur dijatuhkan ke laut.
Larung sesaji di Pantai Serang ini merupakan agenda tahunan untuk memperingati bulan Suro penanggalan kalender Jawa sekaligus tahun baru Islam 1440 Hijriah yang jatuh pada bulan Muharram.
“Memang sempat ada kendala satu perahu sempat kesulitan menerjang ombak. Namun secara spiritual hal itu bukan pertanda apa-apa hanya kondisi alam dan masalah teknis joki kapal yang kurang tepar. Jadi hanya masalah teknis saja,” tutur sesepuh Desa Serang, Ki Raban Yuwono.
Bupati Blitar Rijanto berharap tradisi ini terus dilestarikan. Selain sebagai rasa syukur kepada tuhan, diharapkan dengan tradisi ini dapat mendongkrak potensi wisata Pantai Serang.
“Ini tradisi yang sudah dilakukan bertahun-tahun, turun-temurun. Di pantai selatan selalu dilakukan upacara tradisional larung sesaji. Di era modern kita maknai hal ini sebagai sesuatu yang positif untuk bersyukur atas kuasa tuhan serta mempromosikan wisata dan budaya Kabupaten Blitar,” jelas Bupati Blitar Rijanto.
Sementara Kepala Desa Serang, Dwi Handoko mengatakan ritual larung sesaji ini menjadi agenda tahunan yang rutin dilakukan. Selain masih diyakini akan mendatangkan berkah bagi warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, acara ini terbukti mampu mendongkrak sektor wisata di pesisir Blitar Selatan. Utamanya Pantai Serang yang sebelumnya lesu pengunjung.
“Ini agenda rutin kami yang dikemas dalam festival Serang. Selain larung sesaji kami juga menggelar berbagai even lainnya seperti lomba patung pasir, lomba layang-layang, fertival jazz dan pelepasan tukik,” papar Dwi Handoko. (mua)