
Blitar, ArahJatim.com – Bertempat di alun-alun Lodoyo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar, digelar ritual jamasan Gong Kyai Pradah. Ritual diawali dengan dikirabnya Pusaka Gong Kyai Pradah dari Pesanggrahan, yang terletak di barat lokasi penjamasan. Ribuan warga yang sudah menunggu sejak pagi, langsung berebut untuk memegang Pusaka Gong yang dikirab keliling alun-alun untuk dibawa ke lokasi penjamasan.
Bahkan tak jarang, ribuan warga yang antusias saling dorong karena ingin memegang Pusaka Gong Kyai Pradah yang dikirab. Bahkan aksi saling dorong juga terjadi antara pengiring gong dengan pihak keamanan di pintu masuk ke menara. Para pengiring gong memaksa masuk namun tidak diperkenankan oleh pihak keamanan. Selanjutnya Gong Kyai Pradah dibawa naik dan diletakkan di tempat penjamasan.
Baca juga:
- Tetap Gembira dan Berkarya di Usia Senja.
- Tidak Kapok, Seorang Residivis Kembali Lakukan Ini.
- Tingkatkan Keamanan, Polres Kediri Gelar Lomba Penilaian Pos Kamling.
Sebelum proses penjamasan berlangsung, Pusaka Gong Kyai Pradah ditaburi kembang setaman oleh Bupati Blitar, Rijanto, Wakil Bupati Blitar serta Muspida Kabupaten Blitar. Air bekas penjasaman dan bunga setaman tersebut, tak pelak menjadi rebutan.
Ribuan warga yang berada di bawah menara pun langsung berebut air bekas jamasan dan bunga setaman yang dilempar ditengah-tengan ribuan kerumunan warga. Konon dipercaya jika mendapatkan air dan bunga tersebut akan mendapatkan berkah.
“Ikut berebut air dan bunga agar mendapatkan panjang umur, awet muda dan sukses,”ujar Novita, warga Lodoyo.

Sementara Bupati Blitar, Rijanto mengatakan, ritual ini selain melestarikan nilai-nilai budaya Jawa secara turun-temurun, juga sebagai doa tolak balak agar Kabupaten Blitar terhindar dari marabahaya, seperti banjir dan tanah longsor
“Baik warga Kecamatan Lodoyo dan juga Kabupaten Blitar diberikan keselamatan dan kesejahteraan serta keberkahan,” terang Rijanto, Bupati Blitar.
Ritual jamasan Pusaka Gong Kyai Pradah merupakan tradisi yang digelar setiap memasuki bulan Maulud, untuk menyucikan Pusaka gong, sebagai cikal bakal berdirinya Kabupaten Blitar. (mua)