Hadiri Diskusi HIMABA, Syafiudin Sebut Kekeringan Sudah Menjadi Masalah Klasik

oleh -
oleh

Bangkalan, ArahJatim.com – Diskusi kedaerahan Himpunan Mahasiswa Bangkalan (HIMABA) dalam menyikapi ancaman krisis kekeringan dan prioritas pembangunan di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Kegiatan yang dihadiri anggota komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesi (DPR RI), Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bangkalan, Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapedda) Bangkalan, serta tokoh masyarakat.

Anggota Komisi V DPR RI, H. Syafiuddin Asmoro dalam kesempatannya mengatakan bahwa kekeringan sudah menjadi masalah klasik. Sehingga tidak bisa diatasi hanya dengan membuat tandon air dan pengeboran.

arahjatim new community
arahjatim new community

“Namun harus lebih dimaksimalkan lagi bagaimana anggaran itu bisa memberikan solusi yang berdampak secara luas yang bukan hanya di satu Desa atau Kecamatan, tetapi se Kabupaten Bangkalan,” katanya.

Dirinya mendorong pihak eksekutif Bangkalan agar aspirasi dari masyarakat dan mahasiswa di Desa diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten.

Ditanya soal anggaran, Abah Syafi sapaan akrabnya mengaku akan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten untuk membuat proposal dan wadah untuk diperjuangkan.

“Karena kita memang di komisi V bidangnya infrastruktur dan ada korelasi dengan apa yang disampaikan temen-temen mahasiswa ini. Kita akan perjuangkan secara maksimal,” imbuh Abah Syafi.

Sementara itu Kepala Bapedda Bangkalan, Eko Setyawan menjelaskan bahwa memang penanggulanagn kekeringan ada pada tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

“Ada di tiga OPD yaitu di PUPR, BPBD dan Dinsos untuk mengoptimalkan di PDAM,” jelasnya singkat.

Kata Eko, memang dalam penanganan percepatan pertumbuhan ekonomi, aspek kekeringan merupakan salah satu prioritas.

Dalam penanganan kekeringan tidak bisa hanya dalam satu sektor saja, melainkan ada beberapa sektor yang perlu diperhatikan.

“Kita sudah ada rencana pembangunan spam, trus yang tidak ada jangkauan mata airnya kita menggunakan sistem droping air dari BPBD dan Dinsos. Jadi disesuaikan dengan kondisi yang ada,” tutup Eko. (fat/rd)

No More Posts Available.

No more pages to load.