Lumajang, ArahJatim.com – Situs Biting, peninggalan kerajaan Lumajang yang terletak di Desa Kuterenon, Kecamatan Sukodono, Lumajang, ambrol setelah salah satu bagian tebingnya tergerus derasnya arus sungai Bondoyudo selama musim penghujan. Situs Biting adalah situs arkeologis peninggalan kerajaan Lumajang yang tersebar di atas kawasan seluas sekitar 135 hektar.
Petugas dari Dinas Provinsi Jawa Timur dan Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan datang meninjau lokasi tersebut pada Selasa (27/2/18). Kedatangan tim untuk memastikan seberapa parah kerusakan situs tempat pengintaian musuh Raden Arya Wiraraja tersebut. Situs peninggalan kerajaan Lumajang itu rusak di bagian sisi timur. Bangunan benteng setinggi 4 meter dengan lebar 5 meter ambrol. Penyebabnya kikisan arus banjir Sungai Bondoyudo. Benteng seluas 135 hektar tersebut menggelilingi perairan Sungai Bondoyudo.
“Tujuan kami untuk mengidentifikasi kerusakan ini sejauh mana kerusakan itu. Kita akan identifikasi akan kita cocokkan dengan data yang lama. Tadi sudah kita ukur kurang lebih sekitar 4 meter tingginya yang longsor terus lebarnya sekitar 5 meter,” ungkap Widodo, salah satu petugas dari Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan.
Dinas Paraiwisata Jawa Timur berjanji akan melakukan upaya pelestarian Situs Biting. Rencananya, selain melakukan pemugaran terhadap situs, sepanjang aliran sungai yang berdekatan dengan situs akan diberi plengsengan.
“Kami dari pemerintah provinsi juga bertanggung jawab untuk pelestariannya. Tahun ini sebenarnya atas prakarsa BPCB Jawa Timur untuk melakukan zonasi atau untuk menentukan seberapa jauh kawasan yang harus dilestarikan,” kata Endang Parasanti, Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah Dinas Pariwisata Jawa Timur.
Tim tersebut juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Lumajang untuk membatasi agar masyarakat tidak banyak yang turun ke bawah (lokasi Situs Biting). Karena semakin banyak masyarakat yang turun, maka akan mempercepat kerusakan situs tersebut. Kawasan Situs Biting adalah sebuah kawasan ibu kota kerajaan Lamajang Tigang Juru yang dipimpin Prabu Arya Wiraraja pada abad ke XIII. Pada zamannya kawasan ini dikelilingi oleh benteng pertahanan dengan tebal 6 meter, tinggi 10 meter dan panjang 10 km. (rokhmad)